Tidak jarang pula, Dewangga melakukan tekel yang bertujuan untuk merusak ritme penyerangan yang dibangun oleh Thailand.
Meski gaya bermain seperti ini baik untuk komposisi permainan tim, namun hal ini juga memiliki resiko pelanggaran keras yang bisa saja berbuah kartu untuk pemain.
Kendati demikian, dengan kecerdasan bermain yang dimilikinya, Dewangga mampu meminimalisir resiko agar dirinya tidak mendapat kartu. Oleh sebab itu, tercatat pemain asli Semarang ini tidak pernah mendapat lebih dari 5 kartu kuning di setiap musim sejak debut di Liga 1 2019-2020 hingga saat ini.
Sayangnya, meski memiliki gaya bermain yang mirip, Dewangga dan Rodrigo De Paul tidak dapat berduel di pertandingan Indonesia vs Argentina pada FIFA Matchday bulan Juni lalu.
Pada pertandingan tersebut, Dewangga tidak ikut dipanggil oleh Shin Tae-yong ke dalam skuad. Seluruh posisi yang dapat diisi oleh Dewangga, ke semuanya telah terisi oleh pemain seperti Marc Klok di posisi gelandang, Jordi Amat di posisi bek tengah, hingga Shayne Pattynama dan Pratama Arhan di posisi bek kiri.
Namun dengan usianya yang masih 22 tahun, tidak menutup kemungkinan jika Alfeandra Dewangga akan terus berkembang hingga dapat mengambil kembali posisi utama di Timnas Indonesia senior.
(Rivan Nasri Rachman)