Ingin Segera Lakukan KLB, Ini Cara Kaesang Pangarep Sentil PSSI

Rivan Nasri Rachman, Jurnalis
Senin 24 Oktober 2022 22:40 WIB
Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep. (Foto: Instagram/kaesangp)
Share :

SOLO – Direktur Utama Persis Solo, Kaesang Pangarep, baru-baru ini menyentil pihak PSSI yang enggan untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) sebagai dampak pertanggungjawaban dari tragedi Kanjuruhan. Cara Kaesang menyinggung PSSI pun melalui media sosial yang dapat dilihat orang khayalak ramai.

Dalam cuitannya, Kaesang meminta agar petinggi PSSI untuk mengajarinya bagaimana caranya agar KLB bisa terlaksana dan apakah perlu kop surat disodorkan ke PSSI agar KLB bisa digelar segera.

“Pak, ijin tolong ajarin kami untuk meminta KLB. Maaf, kami anak baru di dunia sepak bola. Apakah kami perlu kirim surat resmi menggunakan kop surat perusahaan ke PSSI?” cuitan Kaesang di akun Twitter @kaesangp, pada Jumat 21 Oktober 2022 lalu.

Kaesang sendiri tampaknya mulai gerah dengan sikap yang ditujukan PSSI atas tragedi Kanjuruhan tersebut. Apalagi diketahui PSSI dengan santai menolak melakukan KLB hanya karena desakkan dari luar PSSI.

Seperti yang dikatakan anggota Komite Eksekutif PSSI, Ahmad Riyadh, mengatakan permintaan menggelar KLB hanya bisa datang dari anggota PSSI yang menjadi pemilik suara (voter). Artinya, pengajuan KLB PSSI bukan dari pemerintah maupun Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Menariknya, kini ucapan Kaesang benar-benar terjadi. Persis dan Persebaya Surabaya kompak mengirimkan surat pengajuan untuk digelarnya KLB per hari ini, Senin (24/10/2022).

Apa yang dilakukan Kaesang sebagai wakil Persis dan Persebaya menjadi bukti bahwa KLB harus segera dilangsungkan demi masa depan sepakbola Indonesia. Terutama untuk mengetahui kelanjutan Liga 1.

Apalagi TGIPF pun sudah meminta kepada pihak PSSI bertanggung jawab atas insiden di Stadion Kanjuruhan yang memakan banyak korban. Ketua TGIPF, Mahfud MD bahkan dengan lantang menyarankan Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan dan anggota lain untuk mundur sebagai sikap pertanggungjawaban.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri," tulis kesimpulan dari draft yang diberikan TGIPF.

"Mundurnya PSSI adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, di mana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang,” tambah keterangan tersebut.

Mahfud MD mengatakan pertanggung jawaban itu setelah TGIPF menemukan fakta-fakta di lapangan. Karena itu, Mahfud meminta kepada pengurus PSSI untuk segera menggelar KLB untuk menghasilkan kepemimpinan yang bertanggung jawab.

"Untuk menjaga keberlangsungan kepengurusan PSSI dan menyelamatkan persepakbolaan nasional, pemangku kepentingan PSSI diminta untuk melakukan percepatan kongres atau menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menghasilkan kepemimpinan dan kepengurusan PSSI yang berintegritas, profesional, dan bertanggung jawab dan bebas dari konflik kepentingan,” tutup Mahfud.

(RNR)

(Hakiki Tertiari )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Bola lainnya