5 pelatih Timnas Indonesia yang penuh kontroversi menarik dikulik. Pasalnya, dalam dunia sepakbola, terkadang ada saja sosok yang hadir, namun dibenci atau disukai oleh banyak orang.
Beberapa yang dibenci karena sempat menciptakan suatu kontroversi yang pada akhirnya menyulut emosi banyak pihak, terutama penggemar sepakbola. Beberapa sosok tersebut, ada yang berasal dari pelatih.
BACA JUGA: 5 Penyerang Ganas Timnas Indonesia yang Banyak Digilai Wanita, Nomor 1 Pemain Keturunan
BACA JUGA: 5 Momen Comeback Paling Kejam Timnas Indonesia, Nomor 1 Menang Lawan Rival Abadi
Berikut daftar 5 pelatih Timnas Indonesia yang penuh kontroversi:
5. Wim Risjbergen
Wim Risjbergen salah satu pelatih penuh kontroversi saat bersama Timnas Indonesia. Rijsbergen melatih Timnas Indonesia mulai Juli 2011, menggeser posisi Alfred Riedl. Dia dikontrak PSSI yang ketika itu selesai menyelenggarakan KLB di Solo.
Pelatih asal Belanda ini juga mengkritik pertahanan Timnas Indonesia yang dinilai lemah. Dalam enam bulan masa baktinya, Wim Rijsbergen tidak menghadirkan prestasi.
Ia gagal di babak awal kualifikasi Piala Dunia 2014. Total, dalam 11 pertandingan di bawah arahannya, Indonesia mencatat dua kali menang, tiga kali seri, dan enam kali kalah. Semua di pertandingan resmi internasional. Kendati menelan kekalahan, Wim menolak disalahkan atas hasil buruk Timnas Garuda.
4. Luis Manuel Blanco
Lalu, ada Luis Manuel Blanco. Pelatih asal Argentina ini sebenarnya memiliki sederet pengalaman di bidang kepelatihan, yang kebanyakan didapat di Amerika Latin.
Sebelum memulai karier sebagai pelatih di Timnas Indonesia, Blanco sempat merasakan atmosfer lapangan hijau sebagai pemain, pada 1972 hingga 1990. Ia memperkuat tujuh klub berbeda di Argentina, Bolivia, dan Kanada.
Kariernya sebagai pemain pun diakhirinya usai membela klub asal Bolivia, Club Jorge Wilstermann, pada 1990. Namun, sejak menjadi pelatih Timnas Indonesia, berbagai kontroversi terjadi.
Salah satunya mencoret 14 pemain dari 21 pemain yang dianggap melakukan tindakan indisipliner. Tak lama menduduki jabatan pelatih kepala timnas, Blanco diberhentikan.
Posisinya digeser menjadi pelatih Timnas Indonesia U-19. Kasus pemecatan Luis Blanco juga penuh kontroversi karena pria kelahiran 13 Desember 1952 itu menunjuk kuasa hukum untuk memproses kasusnya secara hukum.
3. Anatoli Polosin
Pelatih Anatoli Polosin membawa Timnas Indonesia menjadi juara SEA Games 1991. Saat itu, Timnas Indonesia melakoni lima pertandingan di SEA Games 1991, mulai dari fase grup hingga final.
Skuad Garuda pun mampu bermain konsisten selama 120 menit, 90 menit waktu normal, dan 30 menit perpanjangan waktu. Adu penalti pun dilalui dengan penuh konsentrasi.
Setelah merasa tugasnya selesai, Polosin kembali ke Rusia, hampir bersamaan dengan runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Pada 1997, Polosin meninggal dunia di Rusia dalam usia 62 tahun.
2. Aji Santoso
Lalu, ada Aji Santoso. Dia menjadi suksesor Rachmad Darmawan sebagai pelatih Timnas Indonesia U-23. Setelah melakukan rapat EXCO, PSSI menunjuk Aji Santoso untuk menjadi pelatih anyar Andik Vermansyah dkk yang memperkuat Timnas Indonesia U-23 kala itu.
Keputusan itu diambil sebelum digelarnya kongres tahunan PSSI 2014. Ditunjuknya Aji adalah kesepakatan rapat Komite Eksekutif (Exco).
Saat menjadi pelatih Timnas Indonesia, skuad Garuda dibobol 10 gol tanpa balas oleh Bahrain pada 29 Februari 2012. Pada laga itu, Aji juga diusir wasit karena dianggap protes berlebihan.
Kekalahan itu langsung jadi buah bibir pencinta sepakbola nasional. Banyak yang menyalahkan kekalahan ini kepada pelatih tersebut.
1. Alfred Riedl
Terakhir, ada Alfred Riedl. Dia cukup terkenal di Austria karena karier sepakbolanya sudah dimulai sejak 1961 bersama klub ATSV Teesdorf.
Selepas pensiun, Alfred Riedl mengambil lisensi kepelatihan. Kariernya sebagai pelatih dimulai dari klub Wiener Sport-Club pada 1989-1990. Setelah itu, Riedl ditunjuk sebagai Pelatih Timnas Austria pada era 1990-1991. Sebagai pelatih, ia kerap berkelana ke berbagai benua.
Alfred Riedl pernah menangani klub asal Liga Mesir, El Zamalek, pada 1994-1995. Setelah itu, ia kembali menangani timnas, yakni Liechtenstein, pada 1997-1998, sebelum berlabuh di Vietnam pada 1998-2000.
Perjalanan hidup membawanya ke Indonesia pada 2010. Riedl menjadi juru taktik Timnas Indonesia. Tim Merah Putih pula yang menjadi penutup karier kepelatihan seorang Alfred Riedl.
Pada 2010, Riedl terseret dalam kontroversi saat final Piala AFF 2010 yang mempertemukan Indonesia dengan Malaysia. Seperti diketahui, pada laga final yang akhirnya dimenangi Malaysia dengan agregat 4-2 itu, sarat kontroversi karena adanya dugaan pengaturan skor yang dilakukan petinggi PSSI.
Semasa menjadi pelatih, prestasi Alfred Riedl terhitung biasa-biasa saja. Ia bahkan tercatat tiga kali menjadi runner-up Piala AFF, dua kali bersama Indonesia.
(Djanti Virantika)