“Tadi malam, kami bangga menyaksikan kepemimpinan dan karakter bemain pada Saka. Namun, perasaan bangga ini dengan cepat berubah menjadi kesedihan atas komentar rasis yang dilontarkan kepada pemain muda kami di platform media sosialnya setelah peluit berakhir,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Arsenal juga meminta kepada pihak berwenang untuk dapat memproses kasus yang dialami pemainnya ini. Sebab, sudah terlalu sering pemain kulit hitam mendapat tindakan rasisme seperti ini dan tidak boleh berkelanjutan. Arsenal juga berpesan kepada Saka untuk menegakkan kepala dan jangan berlarut telalu lama dalam kesedihan.
“Sekali lagi, kami sedih. Kami harus mengatakan bahwa kami mengutuk rasisme sejumlah pemain kulit hitam. Ini harus dihentikan dan pihak berwenang harus bertindak untuk memastikan pelecehan menjijikkan yang dialami pada pemain kami sekarang,” lanjut pernyataan Arsenal.
Bukan kebetulan jika pada akhirnya Saka bisa menjadi pilihan pelatih Inggris, Gareth Southgate, untuk menjadi eksekutor dalam adu penalti. Pasalnya, selama gelaran Piala Eropa 2020, Saka telah menunjukkan penampilan memukau di usia yang masih sangat muda. Tercatat di Piala Eropa 2020, Saka turun empat kali dengan koleksi satu assist.
(Ramdani Bur)