“Kami tidak boleh kebobolan. Artinya, para pemain harus kuat secara individu maupun unit dalam taktik bertahan,” ujar Yeyen Tumena, dilansir dari laman resmi PSSI, Kamis (14/11/2019).
“Dari situ para pemain harus bisa memanfaatkan kecepatan yang dimiliki striker, apakah direct ball atau diagonal,” sambung pria berusia 54 tahun itu.
Performa lini depan dan bertahan Timnas Indonesia selama mengarungi Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia memang patut menjadi sorotan. Andritany Ardhiyasa hanya mampu menyarangkan tiga gol serta kemasukan 14 gol dari empat laga yang sudah dimainkan. Itu menjadi rekor terburuk baik dari sisi serangan maupun defensif dibanding kontestan lain di Grup G.
(Fetra Hariandja)