SALAH satu hal yang menjadi daya tarik sepakbola adalah drama yang ada di dalamnya. Bahkan drama tersebut kerap terjadi hingga matchday terakhir kejuaraan dalam perebutan gelar juara. Namun begitu, nyatanya tak melulu sebuah liga menyajikan persaingan yang kompetitif.
Tercatat dalam sejarah, terdapat sejumlah tim yang memiliki dominasi sangat besar pada suatu waktu, sehingga mereka sudah dapat mengklaim diri sebagai juara suatu liga meski masih terdapat banyak pertandingan tersisa. Berikut adalah lima tim dari lima liga besar di Eropa yang memiliki perolehan poin jauh mengungguli pesaingnya di peringkat kedua.
5. Liga Spanyol: Barcelona 2012-2013 (15 Poin)
(Foto: Laman Barcelona)
Barcelona: 100 poin
Real Madrid: 85 poin
Musim 2012-2013 dapat dikatakan menjadi salah satu musim terbaik yang dijalani oleh Barcelona. Pasalnya, sejak matchday pertama, klub berjuluk Blaugrana itu sudah langsung menempatkan diri di puncak klasemen Liga Spanyol. Kondisi tersebut pun terus bertahan hingga akhir musim.
Pada musim tersebut, dari 38 pertandingan yang Barca jalani di liga, mereka meraih 32 kemenangan, empat hasil imbang, dan dua kekalahan. Barca kalah hanya di dua laga tandang, yakni saat menghadapi Real Madrid dan Real Sociedad.
Di 2012-2013, Madrid sebenarnya juga menjalani musim dengan baik. Namun, karena Los Blancos sempat terpeleset di awal-awal kompetisi, mereka jadi kesulitan mengejar Barca yang nyatanya tampil konsisten di sepanjang musim.
4. Liga Inggris: Manchester United 1999-2000 (18 poin)
(Foto: Laman Liga Inggris)
Manchester United: 91 poin
Arsenal: 73 poin
Melanjutkan kesuksesan di musim 1998-1999, di mana Manchester United meraih treble winner, pada 1999-2000 tim berjuluk Setan Merah itu melanjutkan dominasinya dengan kembali menjuarai Liga Inggris. Hanya saja, kali ini dengan rekor yang lebih apik lantaran mereka bisa unggul 18 poin atas Arsenal yang menduduki peringkat kedua di akhir musim.
Berbeda dengan Barcelona yang menjadi pemuncak klasemen dari awal hingga akhir musim, Man United justru kerap mengalami naik-turun. Tercatat, skuad asuhan Sir Alex Ferguson itu sempat dikudeta sebanyak dua kali. Namun untungnya, sejak Februari mereka menjalani 14 pertandingan tak terkalahkan yang membuat Man United akhirnya keluar sebagai kampiun. Ditambah lagi, Arsenal yang menjadi pesaing terdekat Man United kala itu, menjalani penampilan tidak konsisten.
3. Liga Italia: Inter Milan 2006-2007 (22 poin)
(Foto: Daily Mail)
Inter Milan: 97 poin
AS Roma: 75 poin
Kejayaan yang diraih Inter Milan pada musim 2006-2007 mereka dapat ketika Liga Italia sedang berduka. Pasalnya, pada musim sebelumnya sebuah skandal pengaturan skor yang dikenal dengan Calciopoli terbongkar, di mana hal tersebut menyeret sejumlah klub besar yang kemudian mendapat hukuman.
Juventus yang dituduh sebagai biang utama skandal tersebut dihukum turun kasta ke Serie B. Sedangkan Fiorentina, AC Milan, Lazio, dan Reggina, dihukum terkena pengurangan poin ketika memasuki musim kompetisi 2006-2007 di Serie A.
Tak ayal, Inter pun tak menemukan perlawanan berarti dari klub-klub besar yang biasanya menjadi pesaing mereka dalam perebutan gelar juara. Terlebih lagi, skuad Inter saat itu dihuni oleh para pemain bintang. Misalnya saja Zlatan Ibrahimovic yang begitu Juventus terdegradasi, ia lekas pindah ke Inter.
2. Liga Jerman: Bayern Munich 2012-2013 (25 poin)
(Foto: Sportige)
Bayern Munich: 91 poin
Borussia Dortmund: 66 poin
Musim kompetisi 2012-2013 dapat dikatakan sebagai musim terbaik dalam sejarah Bayern Munich. Pasalnya, di musim tersebut, klub berjuluk The Bavarian itu meraih berbagai gelar prestisius dan sejumlah catatan mentereng. Ditangani oleh Jupp Heynckes, Bayern sukses meraih treble winner di musim 2012-2013, termasuk di antaranya Liga Champions, di mana mereka menghancurkan Barcelona dengan agregat 7-0 di babak semifinal.
Sementara itu, di liga domestik, Bayern telah menunjukkan keperkasaannya sejak matchday pertama, di mana Arjen Robben dan kolega langsung memuncaki klasemen dan kondisi tersebut terus bertahan hingga musim berakhir. Di musim tersebut, Bayern hanya menelan satu kekalahan, yakni dari Bayer Leverkusen.
Kendati demikian, kondisi tersebut tidak mempengaruhi catatan brilian Bayern yang menyegel gelar juara Liga Jerman pada matchday ke-28. Mereka mematahkan rekor mereka sendiri yang sebelumnya meraih gelar juara Liga Jerman pada matchday ke-30.
1. Liga Prancis: Paris Saint-Germain 2015-2016 (31 poin)
(Foto: Sportskeeda)
Paris Saint-Germain: 96 poin
Olympique Lyon: 65 poin
Musim 2015-2016 merupakan musim terakhir Zlatan Ibrahimovic berseragam Paris Saint-Germain (PSG). Namun demikian, Ibra sukses memberikan kado perpisahan yang luar biasa sebelum dirinya hengkang ke Manchester United.
Bagaimana tidak, di musi m tersebut PSG sangat mendominasi Liga Prancis. Meski setelah matchday pertama mereka duduk di posisi kedelapan lantaran kalah selisih gol dari tim-tim lainnya, namun setelah matchday kedua mereka langsung melesat ke posisi pertama dan mempertahankannya hingga akhir musim.
Tercatat, PSG hanya menelan dua kekalahan di musim tersebut, masing-masing dari Olympique Lyon dan AS Monaco. Namun begitu, di akhir musim mereka mampu menyegel 96 poin dan total melesakkan 102 gol. PSG bahkan telah mengunci gelar juara Liga Prancis saat masih berada di pertengahan Maret, usai meluluhlantahkan Troyes dengan skor telak 9-0.
Di musim tersebut, Ibra secara keseluruhan mengemas 38 gol di semua kompetisi dan menyumbangkan 13 assist. Sementara itu, Edinson Cavani melesakkan 19 gol dan Angel Di Maria mengkreasikan 18 assist.