JAKARTA - Salah satu keputusan yang didapat pada rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang dilaksanakan Rabu (27/2) kemarin adalah didepaknya Halim Mahfudz sebagai sekjen PSSI. Namun, keputusan tersebut rupanya ditolak oleh Halim, karena dianggapnya tidak melalui tata cara yang sesuai dengan statuta.
Pada rapat Exco yang untuk pertamakalinya dihadiri La Nyalla Mattalitti cs -namun tak diikuti lima anggota Exco- menghasilkan tiga keputusan dan salah satu di antaranya adalah pemberhentian Halim. Posisinya kemudian digantikan oleh Deputi Sekjen bidang keorganisasian, Hadiyandra.
"Saya, sebagai sekjen, mempertanyakan prosedur itu karena saya tidak pernah mengundang rapat Exco. Saya justru mengundang hari Senin, tapi saat itu tidak ada yang bisa datang," ujar Halim di kantor PSSI, Kamis (28/2) sore.
"Jadi, dengan segala hormat, saya menolak keputusan yg tidak prosedural tersebut. Saya punya hak untuk meminta jawaban. Kalau perlu, saya siap diadili di komite etik. Saya akan maju, karena saya harus tahu kesalahan apa yang saya lakukan. Ini tidak bisa seenaknya," sambung Halim, yang datang ke kantor PSSI bersama anggota Exco, Bob Hippy.
Halim juga mengatakan kalau ia hanya ingin berpegang teguh pada statuta atau anggaran dasar PSSI. Dan, ia yakin, kalau keputusan pendepakannya tersebut akibat adanya pengaruh dari pihak-pihak yang enggan menegakkan statuta.
"Saya bukannya ingin mempertahankan jabatan. Sejak awal menjabat, saya hanya ingin berpegang pada statuta. Saya merasa, ada orang-orang yang terusik kalau statuta tak dijalankan," ujar mantan politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
"Kemudian, ada dua Exco dan empat Exco terhukum (La Nyalla cs) yang belum diterima. Kembalinya mereka itu (sebagai anggota Exco) harus melalui kongres. Tapi, kemarin sudah terlibat dalam pembahasan masalah PSSI. Ini tidak tepat," pungkas Halim.
Tak mau ketinggalan update seputar info sepakbola? Follow @bola_okezone
(Achmad Firdaus)