 
                
            ZURICH – Presiden FIFA Sepp Blatter mengakui federasi yang dipimpinnya masih jauh dari sempurna. Meski begitu, Blatter tidak berkenan jika ada yang menyebut organisasi yang dipimpinnya seperti organisasi mafia.
 
Sejak memimpin FIFA pada 1998 lalu, Blatter kerap diserang sejumlah pihak yang mencurigai  organisasi sepakbola tertinggi di dunia itu melakukan praktek-praktek kotor dalam sepakbola seperti korupsi, dan suap.
 
Tudingan-tudingan ini semakin santer saat media di Inggris mengendus praktek korupsi dan suap berkembang nyaman di FIFA. Tudingan itu pun semakin meruncing setelah Inggris tak terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018, dikalahkan  Rusia.
 
Perseteruan Blatter dan Mohammed Bin Hammam saat pemilihan Presiden FIFA 2011 lalu, juga membuat isu-isu anti rezim Blatter terangkat ke permukaan.Tapi, Hammam, yang mengkritik Blatter tidak mampu melakukan transparansi di tubuh FIFA,  akhirnya disingkirkan FIFA dengan kasus suap yang ditudukan FIFA kepadanya,  hingga membuatnya dihukum seumur hidup, tak boleh terlibat dalam sepakbola.
 
Mengenai tudingan-tudingan miring yang dialamatkan ke FIFA, Blatter menganggap hal itu wajar. Sebab itu dia pun kini tengah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan di tubuh FIFA.
”Statuta kami tidak buruk. Tidak ada hal besar yang perlu diubah dalam statuta kami yang telah membuat kami seperti sebesar sekarang ini,” kata Blatter.
 
“Kami tidak sempurna, tapi kami bukan mafia, kami melawan organisasi yang korup. Kami organisasi yang melindungi sepakbola dari dunia yang bermasalah, dunia bisa membawa emosi dan harapan juga,” katanya.
 
(Fitra Iskandar)