Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

APPI Minta Sudahi Dualisme Kompetisi

Randy Wirayudha , Jurnalis-Senin, 28 Mei 2012 |19:42 WIB
APPI Minta Sudahi Dualisme Kompetisi
Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). (Foto: Randy Wirayudha)
A
A
A

JAKARTA – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) sebagai wadah para pelaku olah bola di Indonesia, menyatakan sudah gerah terhadap dualisme kompetisi yang masih menggerayangi persepakbolaan tanah air.
 
Dengan tajuk ‘Pesepakbola bersatu’ sebagai seruan konferensi pers APPI petang tadi di Hotel Atlet Century Park, nampaknya pengamalan sila ketiga Pancasila ingin (Persatuan Indonesia) segera ditunaikan Ponaryo Astaman cs. Jika tidak, mereka menganggap lebih banyak ‘mudaratnya’ jika terus mereka tercerai di dua kompetisi berbeda. Apalagi pengaruhnya amat terasa bagi performa tim nasional, yang memang selalu menjadi tujuan utama para pesepakbola di negeri ini.
 
Soal persatuan Indonesia, terdapat dua poin penting dari rangkuman pertemuan APPI yang juga dihadiri wakil FIFPro. Yakni soal dualisme kompetisi. Karena tiap-tiap pesepakbola yang mengaku cinta negaranya, sudah barang tentu ingin turun membela Merah-Putih di beragam kompetisi internasional.
 
Pasalnya, jika dualisme terus bergulir yang menjadi korban sudah tentu pemain. FIFA sudah melarang melalui surat pemberitahuannya bahwa pemain yang berasal dari liga yang bukan naungan resmi federasi nasional alias breakaway league, takkan diperbolehkan membela timnas. Jika PSSI – meski ingin mengikutsertakan pemain liga seberang – terbukti memasukkan nama-nama bukan pemain liga resmi, maka vonis sanksi berat harus siap diterima.
 
Ponaryo yang angkat suara sebagai presiden APPI, menyampaikan dua poin inti soal ingin memprakarsai persatuan. Yakni, APPI mengharapkan dan mendukung adanya satu liga dalam satu kepengurusan Federasi di Indonesia, yang diakui secara sah di bawah naungan FIFA untuk mengelola persepakbolaan Indonesia secara profesional.
 
Yang kedua, Ponaryo juga menuturkan bahwa APPI menginginkan perlindungan atas hak pesepakbola Indonesia untuk dapat memperkuat tim nasional Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam regulasi FIFA.
 
Setelah timnas sempat diperkuat beberapa pemain dari liga seberang kala turun di turnamen Al Nakbah di Palestina dan juga laga persahabatan kontra Inter Milan, tentu tersandung rumor bahwa PSSI masih berharap bisa memainkan pemain dari liga breakaway untuk masuk timnas.
 
Tapi para pemain tak ingin gegabah. Jika pun dipanggil, tentu mereka bersedia mengenakan kostum merah-putih. Tapi itu pun jika aturannya sudah jelas atau ada surat pembatalan pelarangan pemain liga non-resmi dari FIFA, untuk menganulir surat pertama yang melarang hal demikian.
 
“Dulu kan FIFA sudah mengeluarkan surat pelarangan bagi liga yang ‘non-resmi’. Jika kami dipanggil, kami ingin ada bukti konkret yang menyatakan bahwa surat pertama itu sudah dianulir. Kami hanya ingin berjalan sesuai aturan resmi,” ungkap Ponaryo, Petang tadi (28/5/2012).

(Hendra Mujiraharja)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement