MALANG - Arema FC harus menerima konsekuensi dari ruwetnya sengketa di tubuh klub. Pada pertandingan 'gratisan' meladeni Persijap Jepara di Stadion Gajayana, Minggu (26/2) sore, Arema hanya mampu memetik hasil imbang 2-2 dan ini berarti memperpanjang catatan negatif klub berjuluk Singo Edan.
Pertandingan ini sebenarnya juga sempat simpang siur terkait pelaksanaannya, karena tiket pertandingan tidak disahkan Pemkot Malang. Akibatnya pertandingan tidak memakai tiket alias gratis dan 1.000 penonton bisa menyaksikan pertandingan layaknya sebuah uji coba.
Setelah bermain buruk dan imbang 0-0 di paruh pertama, Arema FC berpeluang mencetak kemenangan setelah Roman Chmelo dan Putut Waringin Jati membuat tuan rumah memimpin di babak kedua. Sayang keunggulan gagal dipertahankan karena Persijap mampu menyusul lewat kreasi Noor Hadi dan I Made Wirahadi.
Ini jelas kerugian bagi Arema sebagai tuan rumah karena di pertandingan kandang sebelumnya dikalahkan Persiba Bantul 0-1. Sekaligus memperpanjang rentetan catatan negatif pelatih Antonic Dejan sejak melatih Arema FC dalam sebulan terakhir. Kondisi tim yang dimiliki Dejan berpengaruh besar pada hasil pertandingan.
Dejan tidak mempunyai pemain bertahan yang mumpuni untuk menjaga pertahanan karena pemain berpengalaman memilih hengkang akibat dualisme tim. Dejan hanya mempunyai pemain minim pengalaman seperti Putra Habibie maupun Tomy Jaelani di posisi ini.
Akibatnya tim menjadi rapuh, apalagi tiga pemain asing seperti Esteban Guillen, Noh Alam Shah dan Muhammad Ridhuan sudah mengundurkan diri. Keberadaan pemain anyar Marco Krasic di tubuh tim berlogo kepala singa juga belum mampu mendongkrak permainan secara signifikan.
Baru di babak kedua pola permainan sedikit berkembang dan Arema beberapa kali membuka peluang. Sayang keberhasilan mencetak gol harus sirna karena Persijap dengan mudah bisa mencuri dua gol. “Kami tidak mempunyai skuad yang mencukupi kualitasnya dan jumlah pemain terbatas,” demikian alasan Antonic Dejan.
(Fitra Iskandar)