Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kebangetan Jika Persela Tak Lolos

Kukuh Setiawan (Koran Sindo) , Jurnalis-Kamis, 11 Agustus 2011 |03:03 WIB
Kebangetan Jika Persela Tak Lolos
Logo ISL (Foto: IST)
A
A
A

LAMONGAN - Persela Lamongan sangat optimistis bisa lolos verifikasi kelayakan menjadi klub profesional yang digelar PSSI. Kendati sebelumnya mengkritik diberlakukannya participation deposit, mau tak mau tim biru laut harus memenuhinya.

Walaupun dirasa sangat berat, tidak ada pilihan lain jika ingin bertanding di level tertinggi. Padahal, sebagai gambaran, Rp5 miliar untuk participation deposit itu sama persis dengan keuntungan klub sepanjang musim Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.

"Kita akan melakukan semuanya agar bisa bertanding di kompetisi tertinggi. Persela juga akan berupaya memenuhi persyaratan participation deposit. Selain itu kelima kriteria juga sudah kita masukkan ke PSSI untuk diverifikasi," tutur Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.

Di lima kriteria tersebut, legal, financial, infrastruktur, personel dan sporting, Persela sangat percaya diri bisa lolos tanpa hambatan. Semua kelengkapan itu sudah lama dimiliki Laskar Joko Tingkir dan bahkan sudah pernah diverifikasi saat mulai bertarung di ISL.

"Kebangeten kalau kami tidak lolos. Semua sudah terpenuhi dan tidak ada masalah," lanjut Yuhronur. Satu-satunya kelemahan Persela, klub ini merupakan klub terakhir yang terpaksa harus bercerai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Klub 'plat merah' lain di Jawa Timur sebelumnya sudah melarikan diri ke Liga Primer Indonesia (LPI), yakni Persebaya 1927, Persema Malang dan Persibo Bojonegoro. Praktis hanya Persela sendiri yang berstatus tim milik pemerintah.

Biasanya klub yang mengandalkan keuangan dari pemerintah daerah kurang bagus dalam accounting, sehingga bisa mengganjal di aspek finance. Namun Ketua Pengcab PSSI Lamongan itu menegaskan Persela mempunyai pembukuan yang bagus dan berani diaudit jika dibutuhkan.

"Mungkin banyak klub milik pemerintah yang meremehkan pembukuan. Tapi Persela tidak begitu. Pembukuan dan pertanggungjawaban kita jelas dan tak ada masalah. Jadi untuk aspek finance kami yakin bisa lolos," tutur pria kalem ini.

Sementara itu, untuk aturan salary cap yang maksimal Rp500 juta, Persela tak mempersoalkannya. Manajemen mengakui musim lalu ada pemain lokal yang gajinya di atas nominal tersebut, namun belum tentu bakal berkostum biru laut lagi musim depan.

Sedangkan hampir semua pemain lokal nilai kontraknya belum menyamai angka batasan PSSI tersebut. "Salary Cap itu masih dalam jangkauan kami. Musim depan Persela juga tak terlalu royal dalam belanja pemain karena pendanaan harus mandiri," tandasnya.

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement