Pakar Sepak Bola Jepang Tom Byer Geleng-Geleng Kepala Lihat Roadmap Timnas Indonesia: Jangan Bangun Istana di Atas Pasir!
BEREDAR kabar Federasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah merilis rencana pembangunan jangka panjang untuk Timnas Indonesia, dengan target ambisius mencapai Piala Dunia 2030. Namun, roadmap yang fokus pada hasil akhir ini menuai kritik pedas dari Tom Byer, seorang pengembang bakat muda kenamaan yang telah berkecimpung di sepak bola Jepang sejak 2008.
1. Kritik Byer terhadap Fondasi Sepak Bola Indonesia
Tom Byer memberikan kritikan tajam setelah PSSI mengumumkan target ranking FIFA dan kualifikasi turnamen besar. PSSI menargetkan Garuda masuk peringkat 110 FIFA pada 2026, menembus 95 dunia dan lolos perempatfinal Piala Asia pada 2027, mencapai 85 dunia pada 2028, mengincar peringkat 80 dunia dan playoff Piala Dunia pada 2029, serta lolos Piala Dunia 2030.
Berdasarkan roadmap itu, menurut Byer, PSSI telah mengabaikan hal mendasar. Hal itu terkait pondasi utama agar sepakbola Indonesia bisa berkembang.
“Yang sering terabaikan adalah pentingnya membangun fondasi yang kuat. Mereka sedang berusaha membangun istana di atas pasir,” ungkap Tom Byer melalui akun X pribadinya, @tomsan106, dikutip Senin (17/11/2025).
“Namun, banyak negara terus berinvestasi terutama di pucuk pimpinan, gagal memahami perjalanan utuh dari akar rumput hingga tim nasional. Mereka tetap yakin bahwa pendekatan dari atas ke bawah adalah cara agar bisa melaju ke depan,” tambahnya.
Tom Byer menyayangkan kecenderungan banyak negara, termasuk Indonesia, yang terus berinvestasi hanya di level atas, alih-alih memahami secara menyeluruh perjalanan pengembangan bakat dari level akar rumput (grassroots) hingga tim nasional. Byer yang memiliki pengalaman mengembangkan bakat muda di Indonesia bahkan menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar hingga bisa menjadi "Brasil-nya Asia Tenggara."
Di balik potensi besar itu, Byer sangat menyayangkan kondisi politik di sepak bola Indonesia yang dinilai masih sangat kental dan melelahkan, sehingga mengganggu proses pengembangan yang seharusnya fokus pada fondasi.
