PASCA pemecatan Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia karena kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI kini tengah gencar mencari suksesor yang tepat. Dua nama besar yang santer dikaitkan sebagai kandidat terkuat adalah eks pelatih Timnas Irak, Jesus Casas, dan mantan juru taktik Timnas Uzbekistan, Timur Kapadze.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, telah mengonfirmasi Timur Kapadze menjadi salah satu sosok yang terang-terangan menyatakan minatnya dan namanya telah disampaikan kepada Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers. Sementara itu, media Irak sendiri menyebut Casas masuk dalam daftar lima kandidat yang dipertimbangkan PSSI.
Kini, di tengah spekulasi siapa yang akan terpilih, menarik untuk membandingkan rekam jejak dan, yang paling utama, tuntutan gaji fantastis kedua pelatih ini.
Perbandingan gaji kedua pelatih menunjukkan adanya jurang yang cukup lebar, bahkan bisa disebut "bak bumi dan langit".
Di satu sisi, Timur Kapadze, yang baru saja terdepak dari kursi pelatih Timnas Uzbekistan pada Oktober 2025 (digantikan Fabio Cannavaro) setelah sebelumnya berhasil membawa tim Uzbekistan U-23 lolos ke Olimpiade Paris 2024, dilaporkan memiliki gaji yang mencapai sekira Rp7,5 miliar per tahun.
Di sisi lain, Jesus Casas, pelatih asal Spanyol yang saat ini tengah menganggur setelah dipecat Timnas Irak pada Mei 2025, memiliki tuntutan gaji yang jauh lebih tinggi. Saat masih menahkodai Singa Mesopotamia, Casas diketahui memiliki kontrak dengan gaji tahunan sekira USD1,25 juta (Rp19,5 miliar).
Namun, berdasarkan laporan media Irak pada 2024, dalam proses negosiasi perpanjangan kontrak, Casas sempat meminta gajinya dinaikkan hingga USD2 juta (Rp31,2 miliar) per tahun hingga 2027.
Jika melihat perbandingan gaji tahunan yang pernah didapat Kapadze (Rp7,5 miliar) dengan tuntutan Casas (Rp31,2 miliar), terlihat jelas PSSI harus menyiapkan anggaran yang sangat berbeda. Angka tuntutan Casas bahkan empat kali lipat lebih besar dari gaji Kapadze.