Akan tetapi, Huy yakin FIFA akan heran melihat strategi naturalisasi yang diambil kedua negara, terutama Malaysia. Sebab, sejumlah pemain yang berpindah kewarganegaraan, disebut tidak memenuhi aturan dari federasi sepakbola tertinggi dunia.
“Sejujurnya, FIFA mungkin tidak menyangka naturalisasi akan terjadi secara masif dan kini hanya generasi ketiga dan keempat yang bisa dinaturalisasi,” kata Quang Huy.
“Ada kasus yang latar belakangnya tidak jelas, tetapi cukup dengan mengaku sebagai warga negara Malaysia saja. Situasi ini sangat memprihatinkan,” imbuhnya.
“FIFA dan AFC perlu mempertimbangkan kembali naturalisasi. Harus ada standar tertentu dan tidak bisa bergantung pada masing-masing negara,” tandas sang pengamat.
(Wikanto Arungbudoyo)