
Inter Milan juga terlihat lengah di lini pertahanan, utamanya pada sisi kiri. Serangan PSG yang berbuah gol pun kerap tercipta dengan memanfaatkan lengahnya lini tersebut.
Henrikh Mkhitaryan di sisi kiri Inter tampak kesulitan menghentikan pergerakan lawan. Dua gol PSG pun tercipta dari sana. Salah satunya dicetak Kvaratskhelia pada menit ke-73. Kala itu, Francesco Acerbi hanya bisa duduk bersimpuh kala Kvaratskhelia lancarkan serangan.

Penyebab lainnya karena gol cepat PSG. Pasukan Luis Enrique memang sudah bisa unggul 2-0 di 20 menit awal pertandingan.
Gol-gol itu tercipta lewat kerja sama apik Vitinha, Desire Doue, dan Achraf Hakimi. Kondisi ini tampak mempengaruhi mental Inter Milan. Serangan yang mereka bangun pun jadi kurang efektif.
Inter Milan tidak dapat menekan PSG. Pelatih Inter Milan, Simeone Inzaghi, pun akui Inter bermain buruk sehingga tak tampil seperti biasanya.
“Kami bermain tidak seperti Inter saya, kami yang pertama kali menyadari hal itu,” ucap Inzaghi, dikutip dari Football Italia, Minggu (1/6/2025).
“Kami memiliki pendekatan awal yang buruk terhadap permainan, kami kebobolan lebih awal dan kemudian melebar, yang memudahkan PSG. Kekalahan yang buruk ini jelas memberi kami kepahitan yang luar biasa, tetapi itu tidak melupakan apa yang telah kami lakukan untuk sampai di sini,” tambahnya.

Faktor terakhir karena menggilanya Desire Doue. Pemain berusia 19 tahun itu sukses cetak dua gol dan satu assist pada laga ini.
Gol Doue tercipta pada menit ke-20 dan 63. Sebelum catatkan namanya di papan skor, dia lebih dahulu cetak assist untuk gol pembuka PSG yang dicetak Hakimi. Penampilan gemilangnya jadi momok tersendiri untuk Inter Milan.
(Djanti Virantika)