
Kaka dan Carlo Ancelotti membentuk hubungan istimewa selama bersama di AC Milan. Pelatih asal Italia itu memainkan peran besar dalam mengantarkan Kaka meraih puncak karier, termasuk memenangkan Ballon dOr pada 2007.
Ancelotti bahkan menjulukinya fenomena setelah melihat langsung bakat luar biasa Kaka dalam latihan. Bersama Ancelotti, Kaka memenangkan Serie A, Liga Champions, dan Piala Super Eropa. Kemampuannya menggabungkan kecepatan, teknik, dan visi permainan menjadikannya salah satu pemain terbaik dunia pada masanya.

Rodrygo bergabung dengan Real Madrid pada 2019 dan segera menjadi bagian penting dari proyek Ancelotti. Kemampuannya bermain di berbagai posisi serang, ditambah ketajaman di depan gawang, membuatnya berkembang pesat.
Di usia muda, Rodrygo sudah menunjukkan kematangan yang jarang dimiliki pemain seumurannya. Salah satu momen terbaiknya adalah ketika ia mencetak dua gol dalam dua menit melawan Manchester City di semifinal Liga Champions 2021-2022, mengantarkan Madrid ke final.
Sejak itu, Rodrygo terus mencetak prestasi. Di antaranya, memenangkan dua gelar Liga Champions dan tiga gelar La Liga.
Thiago Silva pertama kali bekerja sama dengan Ancelotti di AC Milan pada 2009, meski keduanya tidak lama bersama karena sang pelatih hengkang ke Chelsea. Namun, mereka bersatu kembali di PSG, di mana Silva menjadi kapten dan tulang punggung pertahanan.
Di bawah asuhan Ancelotti, Silva memimpin PSG meraih gelar Ligue 1 pertama mereka dalam era Qatar. Kualitas kepemimpinannya dan kemampuan membaca permainan membuatnya diakui sebagai salah satu bek terbaik di dunia.

Vinicius Junior tiba di Real Madrid sebagai salah satu talenta termahal untuk pemain di bawah 18 tahun. Awalnya, ia masih harus beradaptasi, tetapi di bawah bimbingan Ancelotti, ia berkembang menjadi salah satu pemain paling mematikan di Eropa. Kecepatan, dribel, dan kreativitasnya membuatnya sulit dihentikan.
Pada musim 2023-2024, Vinicius mencetak gol kemenangan di final Liga Champions melawan Borussia Dortmund. Dia sekaligus memecahkan rekor sebagai pemain termuda yang mencetak gol di dua final berbeda.
(Djanti Virantika)