Penalti, yang merupakan hal yang biasa dalam semua pertandingan, secara rutin diambil oleh Al-Saadi dan para penjaga gawang menghadiahkan gol-gol ke depan untuk membuat ayahnya tidak marah.
Tidak mengherankan melihat orang-orang dijebloskan ke penjara karena hal yang lebih ringan selama pemerintahan Muammar. Pada 1990, ia mulai bermain sebagai penyerang untuk Alahly Tripoli, salah satu klub terbesar Libya, sebelum pindah ke rival lokal Al-Ittihad Tripoli setahun kemudian.
Ia bertahan di Al-Ittihad hingga 2003, saat ia menandatangani kontrak dengan Perugia di Serie A. Di Italia, negara tempat ayahnya memiliki banyak koneksi bisnis, Al-Saadi mempekerjakan legenda Argentina Diego Armando Maradona sebagai konsultan teknisnya. Ia hanya tampil satu kali untuk Perugia sebelum gagal tes narkoba.
Pada 2005, Al-Saadi bergabung dengan klub Udinese yang berlaga di Liga Champions, hanya bermain 10 menit dalam pertandingan akhir musim melawan Cagliari. Akhirnya pada 2007, ia pindah ke Sampdoria dan tidak bermain satu pertandingan pun di sana hingga akhirnya pensiun di akhir musim 2007-2008.
(Rivan Nasri Rachman)