TIM Nasional (Timnas) Indonesia U-17 berpotensi diperkuat titisan Virgil van Dijk di Piala Dunia U-17 2025. Pemain yang dimaksud adalah Feike Muller Latupeirissa, pesepakbola berdarah Belanda-Indonesia itu pun dikabarkan tertarik untuk membela Garuda.
Muller sendiri saat ini bermain di Willem II Tilburg U-17. Untuk yang belum tahu, Akademi Willem II sudah menghadirkan banyak pemain bintang, seperti halnya Frenkie de Jong, Alexander Isak, dan bintang Liverpool, Virgil van Dijk.
Muller diketahui bermain sebagai bek tengah, sehingga ia disebut-sebut sebagai titisan Van Dijk karena juga berasal dari akademi sepakbola yang sama. Muller pun memiliki darah Indonesia dari kakek dari sisi ibunya.
Diketahui, kakek Muller kelahiran haria, Saparua, Maluku Tengah. Tak heran jika terselip nama Latupeirissa di nama Feike Muller.
“Feike merupakan pemain sepakbola dari Belanda yang mempunyai darah Indonesia dari kakek sisi ibunya. Kakek dari pihak ibu kelahiran Haria, Saparua, Maluku Tengah. Kakeknya memiliki fam Maluku bernama Latupeirissa,” bunyi laporan akun instagram @futboll.indonesiaa, dikutip Rabu (16/4/2025).
Pemain yang lahir di Den Bosch, Belanda pada 10 Desember 2008 (16 tahun) itu tahu Timnas Indonesia U-17 lolos ke Piala Dunia U-17 2025. Karena itu, ia pun tertarik membela Timnas Indonesia U-17 jika memang memungkinkan.
“Muller mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia. Dia berminat membela Indonesia jika federasi membutuhkan. Dia tahu Timnas U-17 lolos piala dunia, jika memang dibutuhkan dan bisa dia mau membela Indonesia,” tambah pernyataan akun yang kerap membagikan informasi seputar pemain keturunan tersebut.
Karena masih berusia di bawah 18 tahun, Muller tentu belum bisa dinaturalisasi. Jika ingin membela Garuda Asia, maka Muller hanya bisa berharap salah satu kedua orangtuanya memiliki passport Indonesia.
Jika tidak ada passport Indonesia, maka peluang Muller membela Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2025 bisa dikatakan mustahil. Jadi, harapannya adalah orangtua Muller memiliki passport Indonesia, atau Muller harus menunggu cukup usia untuk bisa menjalani program naturalisasi.
(Rivan Nasri Rachman)