KISAH Imran Nahumarury menarik diulas. Sebab, dia jadi satu-satunya pelatih lokal tersisa di Liga 1 2024-2025.
Imran Nahumarury diketahui menangani Malut United saat ini. Dia kini mengaku tak menyangka bisa bawa Malut United bersaing di Liga 1 2024-2025.
Imran Nahumarury menjadi satu-satunya pelatih lokal yang masih bertahan dalam Liga 1 2024-2025 hingga memasuki pekan ke-24. Dia pun tidak menyangka bisa membawa timnya bersaing pada musim pertamanya di Liga 1.
Malut United FC diketahui merupakan tim promosi dari Liga 2 musim lalu. Kini, mereka menunjukkan performa solid karena bertengger di posisi ke-9 klasemen sementara dengan perolehan 33 poin. Poin itu dari delapan kemenangan, sembilan imbang, dan enam kekalahan.
Imran mengaku tidak pernah terbayangkan bisa mencapai level kepelatihan seperti sekarang. Dia pun akan terus berbenah diri agar Laskar Kie Raha -julukan Malut United- bisa terus konsisten dalam Liga 1.
"Saya tidak melihat lawan siapa ke depannya. Mau pelatih asing atau tidak, menurut saya sama saja," kata Imran Nahumarury, dilansir dari laman PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), Jumat (21/2/2025).
"Situasi ini karena kerja keras saya dan juga teman-teman yang selalu mendukung serta membantu saya di dalam tim. Menurut saya, perjalanan masih panjang dan saya berharap tidak cepat puas serta bisa lebih baik dari sekarang," tambahnya.
Menurutnya, kekuatan utama Malut United terletak pada rasa kekeluargaan yang tinggi di dalam skuad, selain konsistensi permainan. Pasalnya, seluruh elemen tim kini bisa saling melengkapi satu sama lainnya.
"Saya tidak melihat nama besar di dalam tim, tetapi bagaimana pemain tersebut bekerja keras untuk tim ini. Saya pikir juga bahwa bermain sebagai keluarga menjadi salah satu kunci selain intensitas dalam latihan yang sama dengan saat pertandingan," ujar mantan pelatih PSIS Semarang itu.
Imran mengatakan cukup senang Yance Sayuri dan kolega cepat memahami filosofi permainan yang diinginkannya. Menurutnya, faktor itu sangat berpengaruh Malut bisa bersaing dalam Liga 1 2024-2025.
"Intinya, kekeluargaan dan kerja keras menjadi kunci hingga sekarang," tutup Imran.
(Djanti Virantika)