MANAJEMEN Arema FC mengklarifikasi perihal dana operasional Rp100 juta untuk menggelar laga kandang, bukan masuk kantong pribadi alias menyuap aparat. Melainkan, memang kebutuhannya cukup besar.
Media sosial cukup heboh dengan rumor efisiensi anggaran sejumlah klub dengan memilih menggelar laga tanpa penonton di markasnya. Arema FC misalnya, mengklaim sekali pertandingan kandang butuh Rp100 juta.
Langsung saja muncul spekulasi angka itu dipakai untuk menyuap pejabat pemerintahan atau kepolisian setempat. General Manager Muhammad Yusrinal Fitriandi lalu angkat bicara.
Ia mengatakan, uang yang dikeluarkan itu merupakan anggaran untuk panitia pelaksana pertandingan (panpel). Inal menegaskan tak ada satu rupiah pun, uang yang masuk ke kantong pribadi pejabat pemerintahan atau kepolisian.
"Tidak ada (yang masuk ke kantong pribadi), Jadi, mau menggelar pertandingan di Blitar atau kota lainnya, kebutuhan dananya memang besar,” kata Inal, dikutip pada Rabu (19/2/2025).
“Tidak ada hubungannya dengan yang diberitakan beberapa media terkait suap dan lainnya,” imbuhnya.