KISAH eks pemain PSM Makassar, Wiljan Pluim menarik diulas. Sebab, dia ternyata gagal pindah ke Feyenoord gara-gara bukan kaki kiri.
Ya, Pluim blak-blakan bahwa dirinya nyaris bergabung dengan klub anyar Belanda, Feyenoord. Tapi, semua itu sirna begitu saja karena Pluim berbicara terlalu jujur.
Nama Pluim tidak terdengar asing di kuping pencinta sepakbola Tanah Air. Pemain asal Belanda itu berkarier cukup lama di Indonesia dengan membela PSM Makassar selama kurang lebih tujuh tahun dan bersama Borneo selama satu musim.
Saat ini, Pluim melanjutkan kariernya di kampung halamannya dengan membela klub SV Epe. Sebelumnya, dia juga punya segudang pengalaman di kompetisi sepakbola Belanda dengan membela klub-klub anyar, seperti Vitesse, Roda JC, PEC Zwolle, dan Willem II.
Ternyata, Pluim nyaris merapat ke tim impiannya sejak kecil, yaitu Feyenoord. Peluang itu tercipta kala dia masih berseragam Vitesse. Saat itu, Pluim sudah berbicara dengan direktur teknik dan pelatih Feyenoord.
“Saya pernah berbicara dengan Leo Beenhakker dan Mario Been di De Kuip,” buka Pluim, mengutip dari ESPN, Selasa (3/9/2024).
“Saya baru saja setengah tahun menembus tim utama di Vitesse, tetapi sejak kecil saya selalu menjadi penggemar Feyenoord, jadi ini tentu saja luar biasa,” lanjutnya.
Pluim mengatakan saat itu pihak Feyenoord mengaku tertarik dengannya. Sebab, mereka sedang mencari sosok gelandang tambahan khususnya yang memiliki kekuatan di kaki kiri.
“Mereka bilang sudah memiliki dua gelandang kanan yang bagus, yaitu Leroy Fer dan Karim El Ahmadi, tetapi mereka sedang mencari gelandang kiri,” ujar Pluim.
Tapi sayangnya, Pluim terlalu jujur dalam diskusi tersebut. Pasalnya, pemain berusia 35 tahun ini mengaku kalau kekuatan kaki terbaiknya adalah kaki kanan.
Setelah itu, Pluim sangat menyesal. Pasalnya, Feyenoord memutuskan untuk membatalkan kesepakatan yang ada.
“Kemudian saya jujur mengatakan bahwa saya juga dominan kaki kanan. Mereka kemudian saling memandang. Mereka bilang itu tidak masalah, tapi keesokan harinya mereka menelepon untuk mengatakan bahwa kesepakatan itu batal. Pada akhirnya, saya menyesal telah jujur,” ungkap dia.
“Saya masih ingat dua minggu sebelumnya, saya memberikan umpan yang sangat keras dengan kaki kiri dari sebuah dropkick. Saat itu saya berpikir: mereka pasti melihatnya,” tandas Pluim.
(Djanti Virantika)