Pria berusia 33 tahun itu mengatakan, siapa pun pemain berdarah Indonesia di luar negeri berhak membela timnya. Namun, pemain itu harus sesuai kebutuhan dan punya garis keturunan pertama dan kedua dari keluarga.
"Jadi, ini adalah langkah kita memberikan hak yang sama. Sebab, diaspora memang lahirnya orang tuanya Indonesia. Namun lahirnya di luar, itukan memiliki hak yang sama harusnya," terang Dito.
"Jadi yang pasti pembinaan lokal kita, kita adalah fokus, tidak akan hilang, memang kita padukan dengan potensi diaspora," tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)