Di tengah-tengah kesibukannya berlatih di tim junior dan bekerja di restoran, van Dijk kemudian mendapat tawaran dari FC Groningen. Dia pun sepakat untuk bergabung dengan klub Belanda itu.
“Saya perlu mengambil langkah ke sepakbola senior dan kemudian Groningen mendatangi saya dan saya mengambil langkah itu. Saya bekerja di restoran selama mungkin dua tahun," aku van Dijk.
"Saya masih berpikir saya sedang dalam perjalanan menjadi pesepakbola, tapi saya bekerja dua kali seminggu sebagai pencuci piring selama 5 jam semalam hanya untuk mendapatkan uang tambahan, beberapa euro per jam. Saya hanya bekerja dan menghargai setiap hal yang saya lakukan sekarang," tandasnya.
Itu tadi kisah Virgil van Dijk, tukang cuci piring yang jadi bek termahal di dunia. Semoga artikel ini berguna untuk pembaca Okezone sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)