GARA-GARA netizen Indonesia ganas, Ragnar Oratmangoen sempat mempertimbangkan vakum dari media sosial. Hal itu akan dilakukannya sebelum resmi debut bersama Timnas Indonesia.
Ragnar menceritakan jumlah pengikut di Instagram pribadinya melonjak tajam usai diumumkan sebagai calon pemain naturalisasi. Sayap serang Fortuna Sittard itukaget jumlah pengikutnya melonjak puluhan kali lipat.

“Saya bisa menunjukkan kepada fans di sana apa yang saya lakukan di sini dan kepada orang-orang di sini bagaimana keadaan di Indonesia,” kata Ragnar dilansir dari Leeuwarder Courant, Senin (11/12/2023).
“Tepat sebelum saya pergi, saya memiliki sekira 1.000 pengikut, ketika saya kembali, jumlahnya lebih dari 25.000 (sekarang 32 ribu),” lanjut pria berpaspor Belanda itu.
Ragnar menambahkan eks rekan setimnya di Go Ahead Eagles, Jay Idzes, juga sepakat netizen di tanah air amat menggilai sepakbola. Fanatisme warganet Tanah Air diakui tidak sebanding dengan di Belanda.
“Jumlah penayangannya mencapai 1,4 juta. Saya tahu betapa fanatiknya para penggemar dan telah melihat bersama Jay (Idzes) betapa cepatnya segala sesuatunya berjalan. Namun itu mengejutkan saya,” tutur Ragnar.
Bahkan, pemain berusia 25 tahun itu mengaku ingin vakum dari media sosial. Ragnar kembali ingin aktif di media sosial jika sudah mencatat debut perdana bersama Tim Merah Putih.
“Saya tidak terlalu menyukai media sosial dan pada titik tertentu saya berhenti menggunakan Instagram. Saya sudah berkata kepada istri saya, saya akan membuat akun lagi ketika saya bisa bermain untuk tim nasional (Indonesia),” jelas Ragnar.

Lalu, Ragnar juga mengomentari fenomena di mana warganet tanah air selalu kegirangan jika melihat unsur berbau Indonesia di akun luar negeri. Hal ini nampak merujuk pada meme ‘Ada Indonesia Coy’ yang ramai beredar di jagat dunia maya.
“Fans di sana sangat aktif di media sosial. Jika mereka melihat nama di suatu tempat yang mengindikasikan Anda mungkin berasal dari Indonesia, mereka berada di atasnya. Saya pikir itu bagus, meskipun tidak langsung berhasil,” pungkasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)