TRAGEDI Kanjuruhan diakui mengubah seluruhnya dari Arema FC. Hal ini membuat Arema FC juga tak bisa berkandang di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Akibatnya Arema FC harus menjadi tim musafir berkandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
Pelatih Arema FC Fernando Valente menjelaskan, sebagai tim besar bersejarah memang diakui Arema FC tak layak berada di zona degradasi. Hal ini diakui Fernando cukup sulit setelah tidak lagi bisa berkandang di Malang.
"Ini sangat-sangat sulit mungkin di sejarahnya arema ini adalah momen yang terburuk bagi arema. Bukan hanya tentang Arema berada di zona degradasi tetapi tentang situasi setelah tragedi terjadi," ucap Fernando Valente, sebelum pertandingan.
Baginya tragedi yang menewaskan 135 nyawa itu membuat timnya tak bisa lagi bermain dengan dukungan suporter dan tidak memiliki stadion. Hal ini menyebabkan Arema FC harus melakukan perjalanan jauh dari Malang ke Bali untuk bermain sebagai tim tuan rumah.
"Kami tidak punya suporter, kami tidak punya stadion, selalu ada perjalanan ke Bali, perjalanan yang tidak bagus terhadap persiapan pemain. Ini adalah harus kami hadapi dengan tanggungjawab yang besar," tuturnya.
Di sisi lain, Ginanjar Wahyu mengatakan, bila melawan Dewa United di pertandingan selanjutnya menjadi sebuah pembuktian agar timnya bisa bangkit. Tetapi diakui melawan Dewa United adalah tim yang berkualitas.