LIMA kerugian Manchester City jika terdegradasi dari Liga Inggris akan dibahas Okezone. Yang pasti, The Citizens akan kembali ke setelan pabrik.
Man City tengah terancam hukuman degradasi gara-gara potensi Everton terkena pemotongan poin. The Toffees tengah diselidiki atas pelanggaran Financial Fair Play (FFP) oleh Premier League.
Kasus serupa pernah membelit Man City beberapa waktu lalu, tetapi menguap begitu saja. Kini, muncul desakan agar jawara Liga Inggris 2022-2023 itu didegradasi. Lantas, apa saja kerugian klub tersebut jika turun kasta?
5. Ditinggal Pemain Bintang
Tentu saja kerugian pertama yang akan dialami adalah ditinggal pemain bintang. Erling Haaland, Bernardo Silva, Kevin de Bruyne, dan bintang-bintang lain, tentu tidak akan mau berlaga di kasta rendah.
Bedol desa akan terjadi di Manchester jika City terdegradasi. Itu adalah hal yang lumrah terjadi.
4. Ditinggal Pep Guardiola
Tak hanya pemain bintang, Pep Guardiola pun juga akan hengkang. Pelatih sekelas dirinya tentu tidak mau berkompetisi di kasta terbawah.
Kehilangan Guardiola hampir berarti setengah nyawa Man City. Bermain di kasta rendah, tentu saja hanya untuk pelatih-pelatih yang tengah membangun karier, bukan yang sudah mapan seperti pria asal Spanyol itu.
3. Ditinggal Investor/Dijual Pemilik
Pemilik Man City saat ini, Etihad Group, bisa saja pergi meninggalkan klub tersebut. Sebab, pelanggaran FFP yang dilakukan, erat kaitannya dengan suntikan dana dari konsorsium tersebut.
Kepergian investor/pemilik utama bakal berdampak besar pada keuangan tim. Sudah ditinggal pemain bintang, mendatangkan penggantinya pun akan sulit dengan status klub kasta rendah.
2. Ditinggal Suporter
Ejekan Emptyhad yang merujuk pada banyaknya kursi kosong di Stadion Etihad akan semakin nyata. Okupansi di stadion sudah pasti menurun, kecuali tentu die hard fans Manchester City.
Suporter-suporter luar negeri tidak akan mau mendukung City lagi. Hal ini berbeda dengan ketika Juventus terdegradasi ke Serie B akibat kasus Calciopoli.
1. Medioker
Tentu saja, kerugian paling besar adalah Man City kembali menjadi klub medioker atau balik ke setelan pabrik. Sebelum kedatangan Thaksin Shinawatra pada 2007, nyaris tidak ada orang, terutama penggemar di luar Inggris, yang tahu Manchester City.
Apalagi, hingga saat itu, Man City bisa dibilang sebagai klub yoyo alias doyan naik turun kasta. Terdegradasi berarti mereka akan kembali ke 'habitat' asalnya, setidaknya itu yang ada di pikiran penggemar klub-klub tradisional di Inggris.
(Wikanto Arungbudoyo)