KISAH Frederic Kanoute, pesepakbola mualaf yang sebut puasa tak ganggu performanya saat bermain akan dibahas Okezone di artikel ini. Seperti yang diketahui, untuk pesepakbola muslim bermain di bulan suci Ramadhan adalah sebuah tantangan.
Sebab pesepakbola muslim tersebut harus tetap bermain ketika sedang menjalani ibadah puasa. Menariknya, menurut Kanoute, bermain saat berpuasa justru tak membuat performanya menurun.
Malahan, salah satu legenda Sevilla itu mengaku berpuasa menguatkannya saat bermain. Jadi, ia tegaskan puasa tak menghalangi pemain muslim sama sekali.
"Secara pribadi, keyakinan saya (agama Islam) membantu sepakbola saya dan sepakbola membantu saya menjadi sehat dan menguatkan saya," ujar Kanoute, dilansir dari Emirates247, Senin (17/4/2023).
“Tidak ada konflik karena orang yang tahu tentang Islam, mereka tahu bahwa puasa memperkuat dan tidak melemahkan umat Islam,” tambah Kanoute.
“Puasa merupakan soal keyakinan, semangat dan mental bisa menaklukkan fisik, bukan sebaliknya. Perut boleh lapar, kerongkongan boleh kering, dan tubuh boleh saja gemetar saat harus berlari mengejar bola di lapangan, namun karena hati sudah berniat untuk berpuasa, semua yang terasa pada fisik akhirnya bisa diatasi,” jelas Kanoute.
Saat ini, Kanoute telah resmi pensiun. Ia memutuskan gantung sepatu saat bermain di Liga China, bersama BJ Guoan pada 2023 silam.
Kanoute sendiri merupakan pemain asal Mali yang dikenal sebagai seorang muslim yang taat. Namun, banyak yang tak tahu ternyata pemain yang terkenal karena penampilan apikya selama di Sevilla itu adalah seorang mualaf.
Kanoute memutuskan memeluk agama Islam pada 1999, ketika dirinya berusia 22 tahun. Sebagai mualaf, Kanoute dikenal sangat mendalami islam dengan baik.
Kanoute pernah menolak memakai jersey Sevilla bertuliskan sponsor rumah judi. Lalu pada 2007, Kanoute membayar lebih dari 700.000 dolar Amerika Serikat untuk membeli tempat ibadah di Seville.
Pada saat itu, masjid akan dijual karena kontraknya sudah habis. Lalu dia mengumpulkan total 1 juta dolar dalam kampanye crowdfunding online untuk membeli masjid tersebut dan menjadikan pusat budaya pertama yang dibangun khusus di Seville, Spanyol, dalam lebih dari 700 tahun.
(Rivan Nasri Rachman)