MANAJEMEN Arema FC pertimbangkan bubarkan klub setelah demonstrasi Aremania berakhir ricuh. Kericuhan yang terjadi di sekitar kantor Arema FC menyebabkan berbagai kerugihan hingga gesekan terhadap sesama Aremania โ suporter Arema FC โ itu sendiri.
Hal ini disampaikan oleh Tatang Dwi Arfianto, selaku Komisaris PT Arema Aremania Bersaatu Berprestasi Indonesia, PT. AABBI. Mereka mempertimbangkan ulang situasi klub, terutama setelah tragedi Kanjuruhan yang memakan 135 nyawa manusia.
ย
โPasca musibah Kanjuruhan sudah dilakukan upaya, mulai membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata, serta menjaga eksistensi klub, agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi, memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan," kata Tatang melalui rilis yang disampaikan pada Senin pagi (30/1/2023).
Arema FC mengaku memahami duka berkepanjangan di Malang usai tragedi ini. Namun demikian, mereka tidak bisa menganggap situasi yang ada pada saat ini adalah normal.
"Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,โ ungkapnya.
Tatang pun mengutarakan kemungkinan Arema FC untuk dibubarkan demi menjaga kondusivitas di kota Malang. Lagipula, manajemen merasa belum bisa memenuhi keinginan berbagai pihak, utamanya Aremania dan masyarakat Malang itu sendiri.
โTentu kami merespon atas insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa. Jika sebelumnya kita memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepakbola utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima, sampai usaha kecil lainnya," tuturnya.
"Tapi jika dirasa Arema FC ini dianggap mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa, tapi kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,โ imbuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News