PELATIH Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, memilih meninggalkan jabatan sebagai juru taktik skuad Garuda jika Mochamad Iriawan mundur sebagai Ketua Umum PSSI. Shin Tae-yong menyebut jika Mochamad Iriawan harus bertanggung jawab atas insiden di Stadion Kanjuruhan, ia juga harus melakukan hal yang sama.
Sepakbola Indonesia masih berduka usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB. Akibat insiden kelar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, sebanyak 132 orang meninggal dunia.
Presiden Joko Widodo menyatakan telah berkoordinasi dengan FIFA dan AFC terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Presiden berharap FIFA dan AFC dapat membantu memperbaiki sepakbola Indonesia ke depan.
Di sisi lain, masyarakat Indonesia sudah menandatangani petisi untuk meminta Mochamad Iriawan mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI. Hal itu ditujukan sebagai bentuk tanggung jawab Iwan Bule -sapaan akrab Mochamad Iriawan- atas tragedi di Stadion Kanjuruhan. Sekira 44.000 orang sudah menandatangani petisi tersebut.
"Seseorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepakbola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI. Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri," tulis Shin Tae-yong dikutip dari Instagram pribadinya @shintaeyong7777, Rabu (12/10/2022).
Pelatih asal Korea Selatan itu mengatakan ikut bersalah jika Mochamad Iriawan dinyatakan bersalah terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan. Shin Tae-yong menjelaskan sepakbola tidak bisa sukses dengan 11 pemain saja, tetapi federasi juga berperan penting dalam keberhasilan.