SINGAPURA – Pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Shin Tae-yong, kerap mendapat sorotan lebuh selama gelaran Piala AFF 2020. Salah satu hal yang disorot dari Shin Tae-yong adalah taktiknya yang sering membongkar pasang striker selama Piala AFF 2020.
Kini, pelatih asal Korea Selatan itu pun membeberkan penyebabnya. Shin Tae-yong mengatakan ujung tombak Timnas Indonesia masih tumpul saat ini sehingga dirinya pun memutuskan melakukan hal tersebut.

Tercatat, Timnas Indonesia kerap berganti striker dalam delapan penampilannya di Piala AFF 2020. Penampilan terbanyak sebagai striker dipegang oleh Dedik Setiawan dan Ezra Walian dengan empat kali tampil sebagai 11 pemain awal.
BACA JUGA: Pratama Arhan Pemain Muda Terbaik Piala AFF 2020 Setelah Kalahkan Witan Sulaeman
Sayangnya, Dedik justru sama sekali tidak bisa mencetak gol untuk Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Sementara itu, Ezra yang dipercaya empat kali tampil sebagai starter hanya berhasil mencatatkan dua gol (satu gol saat tampil dari bangku cadangan).
BACA JUGA: Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020, Begini Perasaan Ezra Walian
Striker lain dari Timnas Indonesia, Hanis Saghara, juga tidak berhasil menunjukkan tajinya. Hanis kerap berada di bangku cadangan untuk menjadi pelapis Ezra dan Dedik.
Hal ini menjadi perhatian lebih bagi Shin Tae-yong. Juru taktik berusia 51 tahun itu pun mengakui posisi ini menjadi titik lemah bagi Timnas Indonesia. Selain itu, ia juga mengkritik kebiasaan klub di Liga Indonesia yang kerap menggunakan striker asing.
Akibatnya, penyerang-penyerang lokal gagal berkembang dan tak bisa memperlihatkan performa terbaik saat bertugas di Timnas Indonesia. Shin juga berharap, bongkar pasang yang dilakukannya dalam setiap pertandingan tak membuat sang pemain patah semangat.
“Di tim, kami memang posisi yang paling lemah itu striker. Di Liga Indonesia, striker-striker pun orang asing yang banyak dipakai, jadi maka dari itu pemain-pemain Indonesia, khususnya striker, susah sekali berkembang,” kata Shin Tae-yong dalam konferensi pers pasca-pertandingan, dikutip pada Minggu (2/1/2022).

“Sebagai striker harusnya lebih bekerja keras dari posisi lain, tapi karena kurangnya itu ya digantikan dengan pemain lain. Tapi semoga pemain yang diganti itu jangan patah hati dan frustrasi, tapi jadikan itu motivasi untuk terus berkembang lebih baik dari sekarang,” sambungnya.
Sementara itu, Timnas Indonesia harus merelakan kesempatan untuk menjadi jawara Piala AFF untuk keenam kalinya. Timnas Indonesia harus puas menjadi runner-up usai mengakhiri perlawanannya melawan Thailand di partai puncak Piala AFF 2020 dengan agregat skor 2-6.
(Djanti Virantika)