MANTAN pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Ivan Toplak dikabarkan telah meninggal dunia. Tentu kepergiannya itu membuat luka bagi sepakbola dunia, terkhususnya kepada Serbia dan Indonesia.
Menurut laporan dari media Slovenia, Dnevnik, Toplak menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin 26 Juli 2012 waktu setempat. Toplak meninggal dunia di usia 89 tahun dan belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebabnya meninggal dunia.
Kabar duka meninggalnya Toplak tersebut terdengar hingga ke Indonesia usai diumumkan oleh PSSI. Federasi Sepakbola Indonesia itu memberitahukan bahwa pria yang pernah melatih skuad Garuda tersebut telah wafat.
Baca Juga: 5 Pemain Indonesia Paling Mahal yang Berkarier di Luar Negeri, Nomor 1 Hampir Rp6 Miliar!
“Turut berduka cita atas wafatnya mantan pelatih Timnas Indonesia periode 1992-1993, Ivan Toplak. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” bunyi cuitan PSSI di akun twitternya, @PSSI, Rabu (28/7/2021).
Ivan Toplak pernah menangani Timnas Indonesia pada periode 1992-1993. Kala itu Toplak direkrut setelah tampil cukup baik dalam menangani Timnas Yugoslavia.
Selama menjadi pelatih, Toplak pernah menangani Timnas Indonesia, Yugoslavia, San Jose Clash, dan Red Star Belgrade. Untuk Timnas Yugoslavia, Toplak pernah memimpin tim muda seperti U-20 dan U-20 serta tim seniornya.
Toplak pun memutuskan untuk menjadi pelatih pada musim 1964-1965. Pada saat itu ia langsung dipercaya untuk menangani tim sebesar Red Star. Toplak bisa dengan mudah menjadi pelatih tim besar di Serbia itu lantaran ia merupakan mantan pemain klub tersebut.
Tercatat Toplak bermain untuk Red Star dan memutuskan untuk pensiun di tim tersebut pada 1961. Tiga tahun setelah menggantungkan sepatunya, Toplak langsung dipercaya menangani Red Star.
Prestasi terbaik Toprak selama menjadi pelatih mungkin adalah membawa Timnas Yugoslavia U-21 menjdi juara Piala Eropa U-21 pada musim 1977-1978. Itu menjadi satu-satunya trofi yang dapat diraih Toplak selama menjadi pelatih.
Toplak pun memutuskan untuk tak lagi menjadi pelatih usai menangani Timnas Indonesia. Usai kontraknya berakhir di 1993, Toplak tak lagi mengambil job sebagai pelatih karena memutuskan untuk benar-benar pensiun dari dunia sepakbola.
Toplak pun memutuskan untuk menjadi pelatih pada musim 1964-1965. Pada saat itu ia langsung dipercaya untuk menangani tim sebesar Red Star. Toplak bisa dengan mudah menjadi pelatih tim besar di Serbia itu lantaran ia merupakan mantan pemain klub tersebut.
Tercatat Toplak bermain untuk Red Star dan memutuskan untuk pensiun di tim tersebut pada 1961. Tiga tahun setelah menggantungkan sepatunya, Toplak langsung dipercaya menangani Red Star.
Prestasi terbaik Toprak selama menjadi pelatih mungkin adalah membawa Timnas Yugoslavia U-21 menjdi juara Piala Eropa U-21 pada musim 1977-1978. Itu menjadi satu-satunya trofi yang dapat diraih Toplak selama menjadi pelatih.
Toplak pun memutuskan untuk tak lagi menjadi pelatih usai menangani Timnas Indonesia. Usai kontraknya berakhir di 1993, Toplak tak lagi mengambil job sebagai pelatih karena memutuskan untuk benar-benar pensiun dari dunia sepakbola.
(Rachmat Fahzry)