5 Fakta Liga Super Eropa, Kompetisi Tandingan Liga Champions
LIGA Super Eropa yang merupakan kompetisi tandingan Liga Champions dijadwalkan bergulir per Agustus 2021. Sebanyak 12 klub Eropa dipastikan ambil bagian di kompetisi yang sudah dijadwalkan sejak 1990-an.
Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dipercaya sebagai chairman Liga Super Eropa. Kemudian, presiden Juventus (Andrea Agnelli) dan petinggi Manchester United (Joel Glazer) dipercaya sebagai wakil presiden. Setelah diketahui para petinggi kompetisi, sejumlah fakta pun tersaji.
Berikut 5 fakta Liga Super Eropa, Kompetisi Tandingan Liga Champions
5. 12 Klub Dipastikan Ambil Bagian
(Juventus ambil bagian di Liga Super Eropa)
Sebanyak 12 klub dipastikan ambil bagian di Liga Super Eropa. Mereka ialah AC Milan, Arsenal, Atletico Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter Milan, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid dan Tottenham Hotspur.
Klub-klub ini pun resmi keluar dari Asosiasi Klub Eropa (ECA). Sebelumnya, presiden ECA adalah Andrea Agnelli yang memilih menjadi petinggi Liga Super Eropa.
4. Diikuti 20 Klub
Nantinya, Liga Super Eropa diikuti 20 klub di setiap musimnya. Sebanyak 20 klub itu dibagi ke dalam dua grup, yang mana masing-masing grupnya berisikan 10 tim. Nantinya, 10 tim itu bertanding kandang dan tandang.
Tiga tim teratas dari masing-masing grup lolos otomatis ke perempatfinal Liga Super Eropa. Sementara itu, tim yang menduduki posisi empat dan lima akan melakoni babak playoff untuk mencari dua slot tersisa di perempatfinal Liga Super Eropa.
BACA JUGA: Mengenal Format Liga Super Eropa, Kompetisi yang Diikuti 12 Klub Top
Kemudian, perempatfinal dan semifinal dilangsungkan dengan format kandang dan tandang. Barulah, partai puncak digelar satu laga, atau biasa dilangsungkan di tempat netral.
3. Terima Uang Rp60,9 Triliun
Menurut pernyataan yang dirilis, Liga Super Eropa akan memberi uang kompensasi sebesar 3,5 miliar euro atau setara Rp60,9 triliun kepada klub-klub peserta. Uang itu diberikan untuk memperbaiki infrastruktur klub, plus menjaga supaya tim tidak mengalami kebangkrutan di tengah pandemi Covid-19.
Hanya saja, belum jelas, uang Rp60,9 triliun diberikan kepada masing-masing klub, atau nominal itu dibagi-bagi kepada 20 klub peserta Liga Super Eropa. Jika masing-masing klub menerima Rp60,9 triliun praktis mereka akan kaya mendadak.
2. Keluar dari Liga Champions
Dengan tampil di ajang ini, klub-klub yang mentas di Liga Super Eropa otomatis keluar dari Liga Champions. Hal itu jelas sangat disayangkan, mengingat klub-klub di atas mempunyai sejarah panjang di Liga Champions.
Real Madrid tercatat sebagai klub tersukses di Liga Champions dengan koleksi 13 trofi. Klub tersukses kedua di Liga Champions, AC Milan (7), juga memilih bergabung dengan Liga Super Eropa.
1. Penolakan Jerman dan Prancis
(Bayern Munich menolak tampil di Liga Super Eropa)
Perez dan Agnelli sebenarnya juga mengajak klub-klub Prancis dan Jerman, mengingat di sana terdapat klub-klub mapan macam PSG dan Bayern Munich. Namun, klub-klub tersebut menolak bergabung dengan Liga Super Eropa.
Mereka paham dengan konsekuensi yang diterima jika bergabung dengan Liga Super Eropa. UEFA secara tegas akan menghukum klub-klub dan pemain yang tampil di Liga Super Eropa.
“Seperti yang diumumkan sebelumnya oleh FIFA dan enam Federasi Sepakbola, klub-klub yang terlibat (dalam pembentukan Liga Super Eropa) akan dilarang bermain di kompetisi lain di tingkat domestik, Eropa atau dunia. Para pemain juga dapat ditolak kesempatannya untuk mewakili tim nasional mereka,” bunyi keterangan dari UEFA yang dikutip dari laman resmi mereka, Minggu 18 April 2021.
(Rachmat Fahzry)
