MANCHESTER – Pelatih Manchester City, Josep ‘Pep’ Guardiola, mengaku masih belum puas dengan kesuksesan Rodri dalam mencetak gol penalti saat melawan Tottenham Hostpur. Ia memuji upaya Rodri tersebut, tetapi masih menganggapnya sebagai hal biasa.
Pada laga yang berlangsung di Etihad Stadium, Minggu (14/2/2021) dini hari WIB tersebut, Man City memenangkan laga atas Tottenham dengan skor 3-0. Salah satu gol tersebut dicetak oleh Rodri yang datang dari hadiah penalti.
Baca juga Tampil Perkasa, Man City Libas Tottenham 3-0
Namun sebelum gol terjadi, perdebatan tentang untuk eksekutor muncul karena seminggu sebelumnya, Ilkay Gundogan gagal melakukannya. Sementara, Man City kehilangan sang pengambil tendangan penalti sejati yakni Sergio Aguero yang absen pada laga ini.
Rodri pun kemudian memberanikan diri untuk mengambil tendangan penalti. Meski akhirnya mampu mengonversi menjadi gol, tetapi Guardiola tidak terlalu senang. Bahkan ia menilai Rodri bukan orang yang tepat untuk terus menjadi eksekutor.
Baca juga Gol Penalti Rodri Bawa Man City Unggul 1-0 atas Tottenham di Babak Pertama
“Apakah sekarang Rodri akan menjadi pengambil penalti seterusnya? Tidak,” ungkap Guardiola, mengutip dari Goal, Minggu (14/2/2021).
“Saya akan mengatakan saya mengagumi keberanian untuk mengambil penalti, tetapi itu bukan penalti yang bagus. Saya tidak tertawa, saya prihatin tentang ini,” tambahnya.
“Kami akan memiliki spesialis sejati untuk menangani mereka dengan kualitas. Kami harus terus berlatih,” sambungnya.
Sementara itu, Guardiola kembali mengungkit topik pekan lalu yang mencoba menunjuk sang kiper, Ederson untuk menjadi eksekutor penalti. Bahkan pada laga kontra Tottenham ini, Ederson mampu menghasilkan assist untuk menjadi gol ketiga Man City lewat Gundogan.
“Ketika saya berbicara tentang Ederson dan penalti, Anda bisa melihat assist-nya, dari jarak 60-70 yard, maka ia akan mencetak gol dari jarak 12 yard,” imbuh Guardiola.
“Untuk kualitas tembakan, Ederson adalah yang terbaik, tetapi penalti berbeda. Saya senang untuk Rodri karena keberaniannya,” pungkasnya.
(Rachmat Fahzry)