Kemudian, Indra Sjafri tahu Shin Tae-yong marah kepadanya karena langsung pergi ke resepsi pernikahan anak Rahmad Darmawan setibanya di Jakarta. Indra Sjafri pun meminta maaf kepada Shin Tae-yong dengan meminta bantuan mantan kiper Persipura Jayapura, Yoo Jae Hoon, yang bertugas sebagai salah satu penerjemah bahasa pelatih 49 tahun. Namun, hasilnya tak optimal, mengingat Shin Tae-yong tetap marah kepada Indra Sjafri.

“Saya meminta maaf langsung kepada Shin atas kejadian itu, yang diterjemahkan oleh Yoo Jae Hoon, mantan kiper Persipura yang menjadi salah satu ahli bahasanya,” lanjut Indra.
Setelah mengklarifikasi hal di atas, Indra Sjafri menyerang balik Shin Tae-yong. Dalam pandangannya, Shin Tae-yong kerap berlaku seenaknya saja, termasuk saat mengikuti zoom meeting dengan petinggi PSSI pada Kamis 11 Juni 2020. Saat itu, berbeda dengan petinggi PSSI yang bersiap mengikuti rapat zoom dengan berada di ruangan masing-masing, Shin Tae-yong justru menghadiri rapat sambil mengemudikan mobil.
“Kita ini tadinya menghormati Shin, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri. Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua Umum PSSI, Shin tampak seenaknya rapat sembari mengemudikan mobil, menggunakan ponsel kencil. Sementara para pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing,” ujar Indra.
Ketua Satuan Tugas Timnas Indonesia, Syarief Bastaman, pun memberi ultimatum kepada Shin Tae-yong. Ia menyebut ada kemungkinan PSSI memecat Shin Tae-yong yang sejak awal April 2020 memutuskan pulang ke Korea Selatan. Padahal, Timnas Indonesia yang disupervisi langsung olehnya yakni senior, U-23 dan U-19 butuh mendapat arahan langsung dari pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut.
“Kami minta pekan depan (untuk balik ke Indonesia). Kami lihat pekan depan dia datang atau tidak. Jika tidak harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Sejago apa pun dia, namanya Ferguson, jago, sudah terikat kontrak kalau dia tak datang, tak mau melatih. Ini bangsa besar bung. Ini saja datang duduk, lalu sepakati program seperti apa,” kata Syarief.
(Fetra Hariandja)