SAMPDORIA – Pelatih Sampdoria, Claudio Ranieri, mengungkap alasan mengapa dirinya gagal bersinar saat membesut Juventus pada 2007-2009. The Tinkerman –julukan Ranieri– menilai, ia gagal karena kala itu skuad Juventus lebih banyak dihuni pemain muda, tidak seperti saat ini yang dihuni personel bintang.
Ranieri datang ke Kota Turin pada musim panas 2007, menggantikan posisi Didier Deschamps yang dipecat manajemen Bianconeri. Saat itu Juventus berstatus sebagai tim promosi Liga Italia, setelah di akhir musim 2005-2006 dinyatakan terdegradasi karena kasus pengaturan skor (Calciopoli).

(Del Piero, salah satu pemain senior yang dimiliki Juventus kala itu)
Ketika menangani Juventus di musim 2007-2008, tercatat ada sejumlah pemain senior seperti Gianluigi Buffon, Alessandro Birindelli, Mauro Camoranesi, Pavel Nedved, Alessandro Del Piero, David Trezeguet, Jonathan Zebina dan beberapa personel lagi. Di luar itu, Juventus diperkuat pemain muda seperti Giorgio Chiellini, Raffaele Palladino dan lain-lain.
BACA JUGA: Penyebab Ranieri Gagal Angkat Prestasi Inter pada 2011-2012
Alhasil, karena kekurangan pemain bintang, Ranieri gagal mendongkrak performa Juventus. Setelah finis di posisi tiga Liga Italia 2007-2008, Ranieri sebenarnya mampu membawa Juventus bertengger di posisi dua semusim kemudian.
Saat itu di 36 pertandingan, Ranieri mengantarkan Juventus meraih 19 menang, 11 imbang dan enam kalah serta duduk di posisi dua di bawah Inter Milan. Hanya saja, pencapaian itu tak cukup memuaskan manajemen Juventus.
Alhasil, Ranieri dipecat ketika Liga Italia 2008-2009 menyisakan dua pertandingan dan posisinya digantikan Ciro Ferrara. Di akhir musim Liga Italia 2008-2009, Juventus di posisi dua dengan koleksi 74 angka, terpaut 10 poin dari Inter Milan di puncak klasemen.
“Saya tiba di Juventus ketika mereka dalam kondisi sulit. Saya tidak berpikir saya bisa melakukan lebih baik dari itu. Saat itu, hanya ada lima pemain juara di dalam skuad dan sisanya adalah anak-anak,” kata Ranieri mengutip dari Football Italia, Jumat (17/4/2020).
Setelah dipecat Juventus pada Mei 2009, ia ditunjuk untuk menangani AS Roma lima bulan berselang. Pada akhirnya, prestasi terbaik Ranieri sebagai pelatih tercatat pada 2015-2016. Saat itu, Ranieri mengantarkan Leicester City keluar sebagai kampiun Liga Inggris 2015-2016.
(Fetra Hariandja)