DOMINASI Juventus di kompetisi domestik sudah tidak diragukan lagi. Musim lalu, klub berjuluk Bianconeri itu meraih gelar kedelapan secara berturut-turut di kompetisi Liga Italia. Musim ini, Juventus kembali difavoritkan meraih Scudetto yang akan menjadi kesembilan kalinya secara beruntun.
Akan tetapi, hanya berjaya di Liga Italia belumlah cukup bagi Juventus. Juventus masih memiliki pekerjaan ekstra untuk mengembalikan kejayaan mereka di Liga Champions. Setelah era Massimiliano Allegri berakhir pada akhir musim 2018-2019, kini Juventus memiliki wajah baru bersama pelatih anyar yakni Maurizio Sarri.
Tugas baru pun sudah dihadapkan pada Sarri yang didatangkan dari Chelsea. Selain mempertahankan dominasi di Italia, memenangkan trofi di Liga Champions akan menjadi pekerjaan baru bagi Sarri yang dikenal dengan gaya permainan berorientasi pada bola atau sering disebut Sarriball.
Gaya Permainan Juventus di Tangan Sarri

Keberadaan Sarri diprediksi akan membuat gaya Juventus tidak hanya tertuju untuk meraih kemenangan saja. Lebih dari itu, Sarri akan membawa Juventus lebih mendominasi, menguasai permainan, dan tampil menyerang.
Jika menilik ke belakang, Juventus jarang mendominasi bola di atas 50% kala berada di tangan Massimiliano Allegri, terutama saat menghadapi tim-tim besar. Sementara Sarri mempunyai gaya yang berbeda, ia selalu memiliki statistik untuk membawa timnya tampil dominan. Sebut saja seperti ia menangani Napoli yang penguasaan bolanya tidak pernah di bawah 60%.
Sarri dikenal sebagai pelatih dengan prinsip-prinsip yang kuat dan tujuan yang jelas. Ia tidak terlalu banyak mengubah formasi andalannnya hingga saat ini. Sejauh ini pun, ia dikenal sebagai pelatih yang sering menerapkan formasi 4-3-3.
BACA JUGA: Rivaldo Dukung Neymar Main Bareng Ronaldo di Juventus
Tim yang ditangani Sarri selalu fokus pada penguasaan bola dan permainan menyerang. Tentu saja hal ini bisa saja dilakukan, mengingat kualitas para pemain Juventus sangat memungkinkan untuk itu. Beruntung Sarri berada di Juventus yang memiliki kedalaman skuad terutama dalam penyerangan.
Memiliki banyak sumber daya dalam serangan, maka akan memudahkan bagi Sarri untuk menerapkan pola permainan tersebut. Selain itu, ia juga tak perlu kesulitan mencari para pemain bugar yang mumpuni untuk tampil di tiga kompetisi berbeda yakni Liga Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions.
Musim lalu saja, Juventus tidak memiliki pemain depan yang bermain lebih dari 42 pertandingan. Kini memasuki musim baru, Juventus mengarungi 2019-2020 dengan banyak sumber daya menyerang untuk menangani musim yang panjang.