TIM Nasional (Timnas) Indonesia berada di grup yang relatif mudah pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Skuad Garuda tergabung bersama Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Thailand dan Malaysia.
Dibilang relatif mudah karena Indonesia terhindar dari negara-negara mapan macam Jepang, Korea Selatan, Iran, Irak dan Uzbekistan. Meski berada di grup ‘enteng’, Timnas Indonesia pantang lengah. Sebab, tim-tim penghuni Grup G ditangani pelatih-pelatih kenyang pengalaman.
Dimulai dari UEA yang saat ini ditangani pelatih kawakan asal Belanda, Bert van Marwijk. Van Marwijk bukanlah pelatih kacangan. Pria 67 tahun itu pernah membawa Feyenoord Rotterdam kampiun Piala UEFA 2001-2002 (sekarang Liga Eropa) dan mengantarkan Timnas Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010 sebelum akhirnya kalah 0-1 dari Spanyol.
(Van Marwijk bawa Belanda lolos ke final Piala Dunia 2010)
Kemudian Thailand, tim Gajah Perang dibesut pelatih asal Jepang, Akira Nishino. Pelatih 64 tahun itu sukses besar sewaktu menangani Gamba Osaka dalam kurun 2002-2011. Dalam periode itu, Nishino menyumbangkan enam trofi bagi Gamba, termasuk masing-masing satu gelar Liga Jepang 2005 dan Liga Champions Asia 2008.
Di level Tim Nasional, Nishino juga cukup mentereng. Ia membawa Jepang lolos ke 16 besar Piala Dunia 2018 sebelum akhirnya kalah dramatis 2-3 dari Belgia. Bahkan sebelum kalah, Jepang sempat unggul 2-0 atas Belgia.
(Nishino sukses bersama Gamba dan Jepang)
Selanjutnya, kursi pelatih Vietnam dipegang juru taktik asal Korea Selatan, Park Hang-seo. Pelatih 60 tahun itu membawa Vietnam U-23 lolos ke final Piala Asia U-23 2018, melaju ke semifinal Asian Games 2018 dan mengantarkan Golden Stars –julukan Vietnam– kampiun Piala AFF 2018.
(Park Hang-seo angkat sepakbola Vietnam)
Sementara Malaysia, mereka dibesut pelatih lokal yakni Tan Cheng Hoe. Semenjak ditangani Cheng Hoe pada 2017, permainan Harimau Malaya –julukan Malaysia– jadi lebih atraktif. Bahkan ketika turun di Piala AFF 2018, Malaysia selalu memiliki penguasaan bola lebih tinggi ketimbang lawan-lawannya.
Bahkan di semifinal, Malaysia menyingkirkan Thailand sebelum akhirnya kalah tipis 2-3 dari Vietnam di partai puncak. Sementara di level klub, Cheng Hoe sempat memberikan tiga trofi untuk Kedah FA dalam kurun 2014-2017.
Bagaimana dengan pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy? Di level tim nasional, pencapaian terbaik Simon hanyalah meloloskan Filipina ke semifinal Piala AFF 2010. Sementara di level klub, ia membawa Bhayangkara FC kampiun Liga 1 2017, sekaligus menyabet predikat pelatih terbaik saat itu.
(McMenemy saat memimpin latihan Timnas Indonesia)
Sekarang yang jadi pertanyaan, sanggupkah Simon bersaing dengan pelatih-pelatih di atas? Andai menyertakan pemain-pemain yang tepat sasaran, Simon dipercaya dapat membawa Timnas Indonesia bersaing di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia.
Nantinya, hanya juara grup yang lolos otomatis ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Sementara itu dari delapan grup yang ada, hanya empat runner-up terbaik yang diizinkan melaju ke babak ketiga.
(Ramdani Bur)