"Saya tidak punya latar belakang politik. Benar-benar buta pada awalnya. Kemudian rekan-rekan memgajak saya untuk mendaftar calon legislatif dan mulai belajar sedikit demi sedikit. Ternyata kemudian politik menjadi gatis hidul saya," cerita Aris Budi soal awal karirnya di politik.
Setelah menjalani dunia politik, pria kelahiran 1975 ini kemudian mengarahkan kembali perhatiannya ke dunia sepak bola. Persekap yang merupakan klub kota kelahirannya, menjadi objek untuk kembali berkiprah di dunia kulit bulat.
Walau harus membagi waktu antara politik dan sepak bola, politisi dari PAN ini mengatakan tidak ada masalah. "Keduanya bisa berjalan secara bersamaan tanpa saling mengganggu. Di beberapa hal justru keduanya bisa saling mengisi," sebut pelatih yang semasa pemain berposisi stopper ini.
Aris yang memiliki hobi memancing, tidak mau merasa besar kepala dengan keberhasilan Persekap Pasuruan menembus delapan besar ISC B. Kendati mengakui prestasi itu sudah di luar ekspektasi, namun secara pribadi Aris mengatakan dirinya masih banyak belajar.
Terutama dengan jabatan rangkap antara manager dan pelatih yang masih jarang di Indonesia dan menuntut tanggungjawab lebih besar. "Saya belum memberikan apa-apa untuk Persekap. Saya sendiri masih belajar untuk menjadi manager sekaligus pelatih," katanya merendah.