AKHIR pekan ini akan menjadi momen penting bagi dua klub raksasa Spanyol, Atletico Madrid dan Real Madrid. Sebab, kedua rival sekota tersebut akan saling berhadapan dalam babak final Liga Champions, Minggu, 29 Mei 2016 dini hari WIB.
Madrid akan menurunkan skuad penuhnya dalam laga tersebut. Pelatih El Real, Zinedine Zidane mengaku tengah mempersiapkan skuad terbaiknya demi memboyong gelar juara Liga Champions ke-11 Madrid. Pelatih berkepala pelontos tersebut diperkirakan akan menggunakan formasi 4-3-3 dalam laga tersebut.
Formasi yang kerap digunakan oleh Zidane ini dikenal sebagai formasi yang mengutamakan lini serang. Selain lini depan, lini tengah Madrid juga tidak dapat dipandang sebelah mata. Ketiga pemain yang menempati lini tengah tersebut bertugas memberi umpan kepada para pemain lini serang.
Oleh karena itu, ketiga penyerang yang mengisi lini depan tersebut harus cermat agar operan manis pemain tengah tidak terbuang sia-sia.
Bukan hanya mengatur formasi dengan hati-hati yang menjadi pekerjaan rumah pelatih Atletico, Diego Simeone. Simeone juga harus memerhatikan beberapa pemain Madrid yang berpotensi memberikan kejutan di babak final Liga Champions. Bukan hanya Cristiano Ronaldo yang harus dikhawatirkan oleh Simeone. Sosok Gareth Bale tampaknya tidak boleh dipandang rendah. Pria asal Wales tersebut diperkirakan akan tampil maksimal mengingat kondisi Ronaldo yang masih belum pulih total.
Sementara itu, kubu pasukan Simeone juga tidak dapat dianggap remeh. Sebab, Los Rojiblancos –julukan Atletico- bertekad mencatatkan sejarah manis dengan untuk kali pertama menyandang status gelar juara Liga Champions. Simeone dikenal sebagai pelatih yang mudah “beradaptasi” dengan permainan lawan.
Pelatih berambut kelimis ini juga sering mengunci lini belakang Atletico. Dalam tiga pertandingan Liga Champions terakhir, Simeone menggunakan formasi 4-4-2. Formasi tersebut, dikenal sebagai formasi yang cukup fleksibel dan kerap berubah-ubah dalam implementasinya.
Antoine Griezmann dan Fernando Torres diramalkan akan mengisi posisi dua terdepan. Griezmann memang dikenal sebagai pemain yang memiliki kecepatan tinggi. Pria 25 tahun itu sering memanfaatkan serangan balik untuk mencetak angka. Selain perpaduan Griezmann dan Torres, pasukan Zidane juga harus mencari cara untuk merobek gawang Jan Oblak. Penjaga gawang berpaspor Slovenia ini sukses tampil impresif dalam beberapa pertandingan terakhir.
(Fajar Anugrah Putra)