PARIS – Sebuah klub yang ikut dalam Polinesia Prancis, AS Tefana, melakukan perjalanan sejauh 16 ribu kilometer untuk bertandang ke markas di kecil di Paris, Noisy-le-Sec, dalam sebuah pertandingan sepakbola di ajang Piala Prancis.
AS Tefana adalah sebuah klub yang berasal dari pulau Tahiti yang termasuk ke dalam kepulauan Society. Tahiti adalah Ibu kota dari Polinesia Prancis yang terdiri dari 20 pulau di selatan Samudera Pasifik. Seluruh masyarakat yang hidup di sana memiliki status kewarganegaraan Prancis, perwakilan di parlemen, dan menggunakan euro sebagai mata uangnya.
Atas dasar tersebut, Tefana diikutsertakan di Piala Prancis atau Coupe de France dan memulai petualangan mereka di babak ketujuh. Mereka sempat unggul 1-0 sebelum pada akhirnya kalah 1-2 di laga yang berlangsung hingga perpanjangan waktu itu.
Perjalanan yang melelahkan mencapai 16 kilometer itu harus mereka tempuh dengan sokongan dana dari pihak ketiga. Kesulitan demi kesulitan mereka alami dalam perjalanan, seperti saat melakukan transit di Los Angeles, Amerika Serikat.
Rombongan yang mencapai 20 orang itu harus menggunakan e-paspor yang berbasis data biometrik. Selain masalah dana, para pemain juga membutuhkan topi, jaket, sarung tangan, serta penyediaan layanan kesehatan. Bahkan beberapa tim lainnya dari wilayah yang sama memerlukan kostum dan sepatu sepakbola baru.
Bahkan sebuah klub bernama US Matoury yang mengunjungi Oissel memerlukan biaya mencapai 50 ribu euro saat melakukan laga away. Menurut sang pelatih, Francois Louis-Marie, uang sebanyak itu sama dengan setengah dana pengeluaran tahunan mereka. Untungnya pihak liga yang mengambil alih masalah tersebut.
“Kami membutuhkan biaya perjalanan, akomodasi, kesehatan, pakaian, bahkan sepatu baru untuk beberapa pemain. Kami ingin membawa seluruh tim sehingga kami dapat membakar semangat dan menunjukkan pemain muda (bagaimana) wujud dunia luar,” ucap Francois dikutip oleh EuroSport, Selasa (18/11/2014).
“Dengan dukungan dari komunitas lokal, kami mendapatkan dana ekstra mencapai 14 ribu euro,” tambahnya.
Namun perjalanan jauh mereka terbayar setelah Matoury berhasil mengalahkan Oissel melalui drama adu penalti.
(Fetra Hariandja)