Fabregas: Wenger Tak Punya Tempat buat Saya
SALVADOR – Mulai gerah dengan berbagai kecaman dan caci maki beberapa pihak, terutama fans Arsenal, Francesc Fàbregas kembali mempertegas alasan mengapa Chelsea yang akhirnya jadi tujuan transfernya dari Barcelona.
Arsenal, selalu jadi opsi Fàbregas saat berhasrat kuat ingin comeback ke Premier League. Sayangnya, lini tengah The Gunners sudah sesak dengan sejumlah gelandang top, terutama setelah kedatangan Mesut Özil.
“Ketika memutuskan masa-masa saya berakhir di Barcelona, saya mencari opsi terbaik. Arsenal adalah opsi pertama karena alasan kontraktual. Ada klausa yang memberikan mereka hak untuk memutuskan,” terang Fàbregas di sela-sela persiapan bersama Spanyol jelang laga kedua penyisihan grup kontra Cile di Piala Dunia.
“Kami sudah bicara pada (pelatih Arsène) Wenger dan dia bilang bahwa ruang yang ada sudah diisi Özil dan sulit menemukan tempat buat kami berdua di dalama tim” lanjutnya, sebagaimana dilansir Soccerway, Senin (16/6/2014).
Seraya membela diri, Fàbregas pun mengaku “terpaksa” mencari klub lain. Di tengah kegalauannya, gaffer Chelsea, José Mourinho menghampiri dan bermodalkan pembicaraan singkat, Fàbregas pun tak lama resmi jadi pilar seteru sekota Arsenal itu.
“Saya ingin kembali ke Liga Inggris dan saya harus memikirkan opsi saya. Saya punya banyak tawaran bagus, opsi yang logis. Saya pun diajak bicara oleh Mourinho dan bilang bahwa dia menginginkan saya,” tambahnya.
“Dia meyakinkan saya dengan sangat, sangat cepat. Dia mengatakan sesuatu yang saya ingin dengar. Dia memenangkan saya dan meyakinkan transfer ini terjadi. Semuanya berjalan cepat. Saya sangat bahagia, sangat puas dan saya pikir segalanya akan berjalan dengan fenomenal,” ungkap Fàbregas lagi.
Di sisi lain, Mou – sapaan Mourinho, juga mengakui bahwa ‘obrolan’ dengan Fàbregas hanya butuh tak lebih dari lima menit,: “Cesc pemain hebat yang memberikan dimensi baru buat tim kami,” timpal Mou.
“Dia berbeda dari (Nemanja) Matic, Ramires (Santos) dan Oscar (Júnior). Bersamanya, kami punya barisan gelandang yang komprehensif. Saya menginginkan gelandang dengan gaya tertentu dan sekarang saya memilikinya,” lanjut arsitek flamboyan itu.
“Tak ada masalah saat berdiskusi. Kami hanya menghabiskan waktu lima menit mengobrol dan kami pun membereskan segalanya. Dia sudah tahu apa yang saya pikirkan,” tuntas Mou.
(Randy Wirayudha)
