MUNICH – Tekanan dan ekspektasi publik yang besar, diakui masih bisa diatasi seorang Josep Guardiola ketika masih terpendam motivasi yang besar pula. Tapi saat motivasi itu terkuras dan lenyap, maka di saat itu pula Guardiola menyadari harus menutup masa baktinya di Camp Nou.
Bukan karena sudah tak cinta lagi pada Barcelona, klub yang membesarkan namanya baik sejak masih berkarier sebagai pemain maupun pelatih. Tapi tanpa motivasi, Guardiola mengaku terpaksa angkat kaki.
Guardiola merasakan tak ada lagi motivasi pada dirinya, tepat setelah Blaugrana disingkirkan Chelsea di Liga Champions beberapa musim lalu. Dari momen kekalahan yang tak bisa dilupakan itu, Guardiola memahami bahwa sudah waktunya pergi.
“Banyak momen kesedihan dan (kekalahan dari Chelsea) itu salah satunya. Kami jauh lebih baik dari mereka, tapi kami kemasukan gol yang tak perlu dan sebelum kami menyadarinya, kami tersingkir,” ujar Guardiola kepada SuperDeportes, Rabu (19/3/2014).
“Kekalahan itu kekalahan yang menyakitkan buat saya. Saya mengira tak bisa bangkit dan membangun tim lagi. Jika Anda tak bisa lagi memotivasi pemain, sebagai pelatih, Anda akan tahu bahwa sudah waktunya untuk angkat kaki,” lanjut pria Katalan yang kini melatih Bayern Munich.
Namun di sisi lain, bersamanya, Azulgrana juga sudah banyak merengkuh sukses. Segenap trofi di level klub sudah mereka koleksi sampai-sampai, Guardiola tak tahu lagi prestasi mana lagi yang bisa dicapainya bersama Barca.
“Kami luar biasa sukses waktu itu – 14 trofi dalam empat tahun. Tapi itu juga bisa memberatkan tekanan pada Anda. Saya kesulitan memotivasi diri sendiri, memotivasi tim, setelah memenangkan segalanya sebagai pemain dan pelatih,” sambungnya.
Musim 2011/12 pun jadi musim terakhirnya bersama mengarsiteki Barca. Sebelum ambil keputusan melanjutkan karier di Bavaria, Guardiola merasa penting untuk menjalani masa cuti guna mempertimbangkan banyak hal soal masa depannya.
“Masa cuti saya di New York sangat penting buat saya, keluarga saya dan juga tim lama saya. Pada Audi Cup, saya bicara pada Karl-Heinz Rummenigge dan Uli Hoeness tentang masa depan saya. Tantangan baru buat saya sekarang adalah bekerja dengan tim baru dan melanjutkan sukses Jupp Heynckes,” paparnya mengakhiri.
(Randy Wirayudha)