Derby Manchester, menjadi salah satu pertandingan yang paling menyedot perhatian dunia dari tahun ke tahun. Perseteruan dua klub dari satu kota, pasti menyajikan sebuah pertandingan dengan tensi tinggi, adu gengsi, dan suasana rivalitas yang begitu panas.
Meskipun Manchester United dan Manchester City tidak pernah akur, tetapi bukan berarti tidak ada pemain yang pernah membela dua klub tersebut. Sebelum pertandingan digelar, tidak ada salahnya bila kita membahas sosok seorang legenda yang pernah memperkuat Manchester United dan Manchester City, Denis Law.
Denis Law mengawali karier sepakbola profesional bersama klub Huddersfield Town pada tahun 1956-1960. Barulah setelah itu, Law pindah ke Manchester City selama satu musim, yakni 1960-1961. Bersama The Citizens, Law menjalani 44 laga dan berhasil menyumbangkan 21 gol.
Satu musim di City, Law memutuskan untuk pindah ke klub rival, Manchester United. dia menghabiskan waktu selama 11 tahun memperkuat The Red Devils. Selama 11 tahun masa baktinya di United, Law berhasil mencetak 237 gol dalam 404 penampilan.
Permainannya yang cemerlang dan berpengaruh dalam tim, membuat dirinya mendapat julukan The King dan The Lawman yang diberikan oleh para pendukung. Law juga satu-satunya pemain Skotlandia dalam sejarah yang telah memenangkan penghargaan prestisius,European Footballer of the Year award yang diraihnya pada tahun 1964.
Law juga berperan membantu klubnya memenangkan Divisi Pertama pada tahun 1965 dan 1967. sebagai penghormatan dan dedikasi terhadap pengabdian Law di Manchester United, Law dianggap sebagai legenda, dan dibuatkan patung di depan stadion Old Trafford bersanding dengan patung legenda lain seperti Sir Bobby Charlton dan George Best. Ketiga legenda ini dikenal dengan sebutan Holy Trinity.
Sebelas tahun menjalani masa bakti bersama United, Law memutuskan untuk kembali ke klub asalnya, Manchester City di tahun 1974. Law dilepas pelatih United ketika itu Tommy Docherty dengan status free transfer.
Tahun 1974 adalah tahun yang tidak akan bisa dilupakan oleh Law seumur hidupnya. Karena di tahun itu,tepatnya di bulan April, Law harus berhadapan dengan tim yang telah membesarkan namanya. Melawan Manchester United, City menang lewat gol backheel yang diciptakannya, yang lebih memilukan, gol tersebut menghantarkan United ke zona degradasi.
Setelah gol tersebut, Law sama sekali tidak melakukan selebrasi. Wajahnya datar dan sama sekali tidak menunjukkan ekspresi senang. Meskipun rekan-rekan satu tim Law mengampiri untuk merayakan, Law dingin menyambut pelukan rekan-rekannya.Dia tampak tak peduli dan hanya berjalan santai. Sebelum peluit panjang dibunyikan, seluruh fans Manchester City bersorak dan berhamburan ke tengah lapangan merayakan keberhasilan mereka mendepak sang rival ke degradasi. Saat itu Liga Inggris masih menyisakan dua pertandingan akhir. Tapi United enggan masuk ke lapangan, karena mereka juga tahu pada pertandingan lain, hasilnya tidak menguntungkan bagi The Red Devils untuk keluar dari degradasi.
“Saya hanya merasa tertekan, dan itu tidak seperti saya. Setelah 19 tahun berusaha sekuat tenaga untuk mencetak gol selama saya menjadi pesepakbola, di sini adalah salah satu-satunya saat di mana saya tidak berharap untuk bisa mencetak gol. Saya tidak bisa dihibur. Sejujurnya, saya tidak ingin hal itu terjadi,” ucap Law saat ditanya bagaimana perasaannya ketika mencetak gol ke gawang United.
“Saya berteman baik dengan mereka (pemain United), tetapi kami tidak berteman saat di lapangan. Kami akan menendang satu sama lain. Tapi begitu peluit panjang dibunyikan. Sesaat setelah itu juga orang-orang merayakan dengan minum bir di bar-bar, terlihat seperti normal. Tetapi saya tidak bisa merasakan suka cita mereka.”
Kesenangan Manchester City memang sangat beralasan, melalui gol Law, City berhasil menyungkurkan United ke posisi 21 klasemen akhir (saat itu peserta Liga Inggris sebanyak 22 klub). Setan Merah harus rela terhempas dari persaingan bersama Southampton dan Norwich City. Sementara city finis di urutan ke 14.
Law sebenarnya masih memiliki kontrak dengan Manchester City, namun manajer baru saat itu, Tony Book mengatakan kepadanya bahwa dia hanya akan menjadi pemain cadangan jika ingin bertahan di City. Law tidak ingin mengakhiri kariernya dengan cara seperti itu, sehingga ia memutuskan pensiun dari sepak bola profesional pada musim panas 1974.
Law memainkan dua pertandingan untuk Manchester City di pra-musim Piala Texaco turnamen, mencetak gol terakhir dalam kariernya dalam pertandingan melawan Sheffield United di Bramall Lane. Pertandingan profesional terakhirnya adalah kemenangan 2-1 melawan Oldham Athletic di Maine Road pada tanggal 6 Agustus 1974.
Meskipun Law sempat “berkhianat”, tetapi dirinya tetap dianggap sebagai seorang legenda Manchester United. Di usianya saat ini yang sudah menginjak 72 tahun, dirinya baru-baru ini diangkat menjadi seorang duta untuk promosi bagi tim Manchester United bersama para legenda lainnya seperti Bobby Charlton, Bryan Robson, Gary Neville, Andrew Cole dan Peter Schmeichel.
(Achmad Firdaus)