Kini keseriusan Herdman untuk menangani skuad Garuda bukan sekadar rumor. Melansir laporan media Honduras, Diario Diez, mantan pelatih Toronto FC ini dikabarkan telah menolak berbagai tawaran dari negara-negara CONCACAF, termasuk Honduras dan Jamaika.
Padahal, Jamaika tengah mencari sosok pemimpin untuk babak playoff Piala Dunia 2026 setelah mundurnya Steve McClaren. Keputusan Herdman meninggalkan zona nyamannya di Amerika Utara dianggap sebagai sinyal kuat ketertarikannya pada proyek jangka panjang sepak bola Indonesia.
PSSI sendiri, melalui tim teknis yang melibatkan Jordi Cruyff dan Alexander Zwiers, disebut-sebut lebih memilih Herdman dibandingkan nama besar lainnya seperti Giovanni van Bronckhorst. Hal ini dikarenakan filosofi permainan intensitas tinggi dan kemampuan Herdman dalam membangun mentalitas tim yang solid sangat selaras dengan ambisi Indonesia saat ini.
Profil Herdman memang sangat mengesankan. Ia mengukir sejarah sebagai pelatih pertama yang mampu membawa tim nasional pria dan wanita dari satu negara (Kanada) menembus putaran final Piala Dunia. Tidak hanya itu, di bawah asuhannya, Kanada mengalami transformasi luar biasa dengan meroket dari luar peringkat 90 besar FIFA hingga berhasil menembus jajaran 30 besar dunia.
Karier yang dimulai dari akademi Sunderland hingga kesuksesan meraih dua medali perunggu Olimpiade bersama tim wanita Kanada menunjukkan bahwa Herdman adalah sosok pembangun sistem.
(Rivan Nasri Rachman)