Dia kemudian mengkritik AFC karena kurang terbuka dalam memberikan informasi mengenai penentuan venue. Padahal, markas besar AFC sendiri berada di Malaysia, tepatnya di Kuala Lumpur. Ironisnya, bahkan media dan pengamat di negara tersebut pun kesulitan mencari kejelasan dari pihak AFC.
“Inilah yang saya bingung dengan AFC. Memang markas AFC di sini, tapi kami sulit juga untuk bertanya,” ujarnya dengan nada heran.
Lebih lanjut, Faiz mempertanyakan mengapa AFC seolah hanya mengandalkan negara-negara Timur Tengah sebagai tuan rumah pertandingan penting. Dia menilai ada banyak opsi lokasi lain yang bisa dianggap lebih netral dan aman bagi semua tim peserta.
"Apakah semua pertandingan harus di Timur Tengah? Apakah tidak ada tempat yang netral? Di Korea Selatan, Jepang, China? Kan di situ lebih netral. Bahkan kalau main di Kuala Lumpur juga bisa, kan lebih netral,” tutur Faiz.
Pernyataan Faiz ini mencerminkan keresahan sejumlah pihak di Asia yang merasa AFC kerap berat sebelah dalam hal penentuan lokasi pertandingan. Bagi Timnas Indonesia, isu ini menjadi penting karena bisa berpengaruh pada kesiapan tim, faktor adaptasi cuaca, hingga dukungan suporter.
Adapun, Timnas Indonesia akan menghadapi dua laga krusial di putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Mereka akan bersua dengan Arab Saudi pada 9 Oktober, kemudian menghadapi Irak pada 12 Oktober 2025.
(Djanti Virantika)