DEAN Zandbergen mengungkap garis keturunan Indonesia. Ternyata, ia masih punya keluarga di Depok, Jawa Barat!
Zandbergen belakangan menjadi perbincangan yang hangat. Striker VVV-Venlo itu dikabarkan bakal menjadi pemain keturunan terbaru yang akan melakukan proses naturalisasi untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Terkait asal-usulnya, Zandbergen bercerita kalau dirinya memiliki garis keturunan Indonesia dari sang nenek yang berasal dari Depok. Ia mengaku sampai saat ini masih ada keluarganya yang tinggal di sana.
“Itu (garis keturunan Indonesia) dari keluarga ibu saya, mereka dari Depok. Ibu saya bilang masih ada keluarga di sana, dia juga pernah ke sana tak begitu lama," kata Zandbergen, dilansir dari kanal YouTube Yussa Nugraha, Rabu (23/4/2025).
"Nenek saya adalah anak satu-satunya dari orangtuanya. Dia kemudian pergi (dari Indonesia) ke Belanda,” sambung pria berusia 23 tahun itu.
“Ibu saya senang saat berada di Indonesia dan kerap berkunjung ke tante dan om-nya yang tinggal di Depok," tukas Zandbergen.
Pemain berpostur jangkung itu mengaku memiliki keterikatan ketika berada di Tanah Air. Meski tak lahir di sini, Zandbergen merasa sangat nyaman seperti berada di rumah ketika berlibur ke Indonesia.
“Saya merasakan tentang kultur Indonesia juga, itu sangat indah. Saya sendiri pernah juga ke Indonesia, waktu itu umur 16-17 tahun,” ungkap Zandbergen.
“Saya sangat terkejut, saya tidak merasa seperti liburan di sana, karena rasanya seperti di rumah. Jadi sangat terhubung dengan orang-rang di sana dan itu indah,” ungkap pemain kelahiran 5 September 2001 itu.
Zandbergen berharap bisa membela Timnas Indonesia suatu saat nanti. Ia merasa memiliki keterikatan dan kedekatan dengan negara ini.
“Seperti saya bilang tadi, akan sangat menyenangkan. Walaupun saya tidak lahir di sana tapi saya punya koneksi dengan Indonesia. Jadi ya menurut saya sangat fantastis dan siapa tau bisa terwujud,” tandasnya.
Sang pemain mengaku telah dihubungi oleh PSSI terkait potensi naturalisasinya. Meski begitu, masih belum ada informasi pasti apakah federasi akan melanjutkannya atau tidak.
(Wikanto Arungbudoyo)