JAKARTA - Pengamat sepakbola Arman Saputra mengatakan pergantian pelatih Timnas Indonesia sebagai cara menemukan konsistensi skema permainan. Ia melihat masih belum tergambarkan saat Skuad Garuda dipegang Shin Tae-yong.
Sebagaimana diketahui, kini Patrick Kluivert menjadi pelatih Timnas Indonesia dengan kontrak berdurasi dua tahun. Dalam kontraknya pun ada opsi perpanjangan.
Arman mengatakan konsistensi itulah yang menjadi tantangan utama bagi Shin selama menangani Timnas Indonesia selama lebih dari empat tahun. Ia menilai pelatih itu terlihat tidak memiliki filosofi bermain yang konsisten sehingga sulit membentuk karakter permainan timnas.
"Tidak jelas apakah timnas ingin bermain menyerang dengan indah atau hanya fokus pada hasil akhir. Ketidakjelasan ini tercermin dari inkonsistensi hasil yang diraih Timnas Indonesia," kata Arman dalam keterangannya.
"Hal ini juga diperparah oleh keputusan Shin yang sering bereksperimen dengan susunan pemain dan strategi, seperti saat mencadangkan Thom Haye melawan (Timnas) China atau menukar posisi Asnawi dan Pratama Arhan di Piala AFF 2024," tambahnya.
Menurutnya, Shin tetap bergantung pada pola tiga bek yang tidak selalu sesuai dengan kemampuan pemain meski pun kerap berubah skema bermain. Ia menjelaskan banyak pemain timnas Indonesia yang bermain di Eropa terbiasa dengan formasi empat bek sejajar.
"Secara permainan, timnas di era Shin sering terlihat defensif dan mengandalkan serangan sporadis. Ketika melawan (Timnas) Jepang dan (Timnas) Australia, kelemahan ini sangat kentara, dengan minimnya ancaman ke gawang lawan sepanjang pertandingan," terang Arman.
"Shin Tae-yong memang membawa beberapa pencapaian positif, tetapi belum memberikan pondasi taktik yang solid. Prestasi timnas di bawahnya lebih banyak berupa "letupan-letupan" sesaat tanpa keberlanjutan yang jelas," tambahnya.