SEBANYAK 5 pemain Indonesia yang karier sepakbolanya berantakan setelah merumput di luar negeri akan diulas Okezone. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, selalu meminta para pesepakbola Tanah Air berkarier di luar negeri.
Dengan bermain di luar negeri, pengalaman dan skill para pemain Indonesia dijamin akan meningkat. Ujung-ujungnya, Timnas Indonesia yang diuntungkan.
"Saya harap banyak pemain Indonesia yang berkarier ke liga luar. Ke Jepang, Korea, atau Eropa untuk mempelajari budaya sepakbola. Tentunya itu untuk mengembangkan Timnas Indonesia menjadi lebih baik," kata Shin Tae-yong pada 31 Desember 2021, atau jelang leg II final Piala AFF 2020.
Sejumlah pemain abroad yang memperkuat Timnas Indonesia saat ini terbukti berhasil meningkatkan performa skuad Garuda. Namun, ada juga pemain lokal yang kariernya berantakan setelah merumput di luar negeri. Siapa saja?
Berikut 5 pemain Indonesia yang kariernya berantakan setelah merumput di luar negeri:
5. Alan Martha
Alan Martha sempat dicap sebagai calon bintang sepakbola Indonesia saat memperkuat Timnas Indonesia U-16 di Kualifikasi Piala Asia U-16 2008. Salah satu aksi Gemilang Alan Matha tersaji saat mencetak empat gol ketika Timnas Indonesia U-16 menang 4-1 atas Vietnam U-16.
Aksi ciamik itu mengantarkan Alan Martha gabung Tim SAD yang bermain di Uruguay. Namun, sekembalinya ke Tanah Air, Alan Martha gagal berkembang. Hanya menjadi cadangan di Persija Jakarta, Sriwijaya FC, Kalteng Putra hingga Persikad Depok, Alan Martha memutuskan pensiun pada 2018 demi melanjutkan penddikan.
4. Reffa Money
Reffa Money merupakan mantan kapten Timnas Indonesia U-16 dan U-19. Ia pun berkesempatan berlatih di Uruguay bereng dengan Alan Martha.
Sekembalinya ke Tanah Air, Reffa Money sempat berkarier bersama Persis Solo dan Pelita Bandung Raya. Namun, cedera parah memaksa Reffa Money pensiun dini. Ia pun memilih pindah haluan dan berkarier sebagai tentara setelah lolos tes.
3. Yericho Christiantoko
Yericho Christiantoko sempat dicap sebagai Roberto Carlos-nya Indonesia saat bermain untuk Timnas Indonesia U-19 pada 2009. Kiprah apiknya bersama Timnas Indonesia U-19 mengantarkan Yericho Christiantoko gabung klub Liga 2 Belgia, CS Vise, pada musim panas 2011.
Bersama CS Vise, Yericho Christiantoko berada di sana selama 2,5 tahun. Setelah mencatatkan enam penampilan bersama CS Vise, fullback kiri yang kini berusia 32 tahun mudik ke Indonesia pada 2014.
Sejumlah klub yang ia bela mulai dari Persekat Tegal, Sriwijaya FC, PSKC Cimahi, Badak Lampung FC, dan Persiraja Banda Aceh. Hanya bersama Persekat dan PSKC Cimahi berstatus sebagai pemain inti, di luar itu ia harus rela duduk sebagai pemain cadangan. Saat ini atau per 7 Juli 2024, Yericho Christiantoko berstatus tanpa klub.
2. Syamsir Alam
Syamsir Alam adalah bomber Timnas Indonesia U-19 di Kualifikasi Piala Asia U-19 2010. Setelah tampil gemilang bersama Timnas Indonesia U-19, Syamsir Alam diboyong ke tim SAD Uruguay untuk main di kompetisi sepakbola usia muda di Uruguay.
Hanya beberapa bulan di Uruguay, Syamsir Alam langsung dikontrak klub raksasa Uruguay, Penarol U-19. Setelah satu tahun, Syamsir Alam pindah ke CS Vise dan tampil 10 kali.
Tak lama kemudian, ia Hengkang ke DC United pada 2014. Bersama klub asal Amerika Serikat inilah Syamsir Alam kehilangan motivasi bermain sepakbola. Namun, Syamsir Alam sempat berkarier bersama Sriwiyaja FC, Pelita Jaya, hingga Persiba Balikpanan (2014-2017).
Ia sempat istirahat sejenak pada usia 25 tahun (2017) dan sempat comeback dengan RANS Nusantara FC pada 2021-2023, sampai akhirnya pensiun secara permanen.
1. Tristan Alif
Tristan Alif pernah menunjukan aksi individualnya di hadapan eks pelatih Barcelona, Josep Guardiola, pada musim panas 2012. Ia pun menilai Tristan Alif memiliki kemampuan untuk masuk akademi Barcelona.
"Ia (Tristan Alif) harus bermain dan berlatih. Entah itu di jalan, di rumah, maupun di sekolah. Barcelona mungkin memberikan tawaran kepadanya," kata Guardiola mengenai Tristan Alif pada 2012.
Benar saja setelah omongan Guardiola di atas, Tristan Alif hampir masuk akademi Barcelona. Namun, saat hendak mengikuti seleksi, ia gagal karena masalah administrasi. Tristan Alif kemudian menjalani trial di Ajax Amsterdam dan di saat bersamaan dilirik klub top Liga Belanda lain, Feyenoord Rotterdam.
Setelah berlatih di Belanda, Tristan Alif sempat menjalani seleksi Timnas Indonesia U-16 racikan Bima Sakti. Namun, ia gagal terpilih karena pelatih Timnas Indonesia U-16 saat itu, Bima Sakti, memiliki alasan tersendiri.
Lama tak terdengar namanya, sosok Tristan Alif menjadi sorotan karena bergabung dengan klub Liga 3, Lebak FC. Banyak yang menilai karier Tristan Alif tak Terlalu istimewa karena meski sempat berlatih di luar negeri, tapi ujung-ujungnya justru dikontrak klub Liga 3 pada Oktober 2023.
Beberapa bulan kemudian atau pada Mei 2024, Tristan Alif justru alih profesi. Ia memilih berkarier di dunia futsal setelah dikontrak klub Liga Futsal Profesional, Halus FC. Sekarang satu harapannya, karier Tristan Alif terus melesat seiring bertambahnya usia.
(Ramdani Bur)