PROFIL Neil Etheridge, pemain berlabel paling mahal di Timnas Filipina yang berkarier di Liga Inggris menarik untuk diulas. Sebab, ia merupakan salah satu bintang The Azkals.
Nama Neil Etheridge mulai dikenal publik sepakbola Asia Tenggara sejak tampil di Piala AFF 2010 bersama Timnas Filipina. Pasalnya, ketika itu sang penjaga gawang terdaftar sebagai pemain Fulham, kontestan kasta teratas Liga Inggris (Premier League).
Belasan tahun kemudian, Etheridge masih menjadi andalan bagi Timnas Filipina. Menyandang ban kapten, ia siap tampil menghadapi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Selasa 11 Juni 2024 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Lantas seperti apa profilnya? Neil Etheridge lahir di London, Inggris, pada 7 Februari 1990. Pesepakbola bertinggi badan 188 cm itu lahir dari pasangan Marthin Etheridge dan Merlinda Dula.
Sang ibu yang berasal dari Filipina, membuatnya bisa membela The Azkals. Sebab, Negeri Lumbung Padi itu menganut sistem dua kewarganegaraan sehingga tidak perlu ada proses naturalisasi.
Karier sepakbola Etheridge dimulai dengan membela tim muda Chelsea (2003-2006) dan Fulham (2006-2008). Ia berkostum The Cottagers pada 2008-2014 dan sempat mnejalani peminjaman ke klub-klub seperti Leatherhead, Charlton Athletic, Bristol Rovers, dan Crewe Alexandra.
Usai dilepas Fulham pada 2014, Etheridge laris dipinang klub-klub papan bawah Inggris, seperti Oldham Athletic, Walsall, dan Cardiff City. Saat ini, ia membela Birmingham City sejak 2020.
Kendati lebih sering berkutat di kesebelasan-kesebelasan divisi bawah, nilai pasar Etheridge cukup tinggi. Menurut Transfermarkt, pemain berusia 34 tahun itu ditaksir memiliki nilai pasar 300 ribu poundsterling (setara Rp5,21 miliar)!
Sayangnya, kontrak Etheridge bersama Birmingham City akan habis pada 30 Juni 2024. Belum diketahui apakah akan ada perpanjangan kontrak atau tidak.
Itu tadi profil Neil Etheridge, pemain berlabel paling mahal di Timnas Filipina yang berkarier di Liga Inggris. Semoga informasi ini berguna untuk pembaca sekalian.
(Wikanto Arungbudoyo)