PRESIDEN Federasi Sepakbola Israel (IFA), Moshe Zuares, optimistis FIFA takkan mencoret mereka dari keanggotaan Federasi Sepakbola Dunia. Moshe Zuares meniliai, IFA selama ini tidak melanggar apa pun dalam aturan yang ditetapkan oleh FIFA maupun UEFA.
Medio pekan lalu ketika FIFA menggelar kongres tahunan di Bangkok, Thailand, presiden Federasi Sepakbola Palestina (PFA) Jibril Rajoub mengajukan proposal kepada FIFA. Proposal itu berisi permohonan agar FIFA mencoret Israel dari keanggotaan.
(Moshe Zuares (kanan) bersama presiden FIFA Gianni Infantino. (Foto: FIFA.com)
Permohonan itu diajukan atas aksi agresi militer Israel yang menyebabkan ribuan warga sipil Palestina meninggal dunia. Tak sampai di situ, Israel juga mengebiri hak para pesepakbola Palestina, hingga menghancurkan sejumlah fasilitas olahraga milik Palestina.
Karena itu, kabarnya FIFA akan mengadakan kongres darurat untuk menentukan nasib Israel, paling lambat pada Sabtu, 20 Juli 2024. Namun, Moshe Zuares tidak khawatir. Ia menilai IFA selama ini sesuai jalur dan tidak pernah membuat pelanggaran.
“Sekali lagi, kami menghadapi upaya politik dan permusuhan yang sinis dari PFA, yang mana berupaya merugikan Israel,” kata Moshe Zuares, Okezone mengutip dari DW.
“IFA tidak pernah melanggar aturan yang ditetapkan FIFA maupun UEFA,” kata Moshe Zuares di hadapan ratusan anggota FIFA di Bangkok, Thailand.
Lantas, apa yang menyebabkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) maupun FIFA tak kunjung memberikan hukuman kepada Israel? Padahal, ketika Rusia melakukan invansi kepada Ukraina, IOC dan FIFA langsung menjatuhkan hukuman kepada Rusia.
(Presiden FIFA Gianni Infantino dinilai menerapkan standard ganda. (Foto: FIFA.com)
“Sanksi terhadap Rusia didasarkan fakta bahwa Rusia dan Komite Olimpiade Rusia (ROC) telah melanggar elemen penting Olimpiade, yakni Piagam Olimpiade,” kata Pierre-Olivier Beckers selaku anggota IOC dan presiden Komisi Koordinasi Olimpiade, Okezone mengutip dari Marca.
“Rusia dihukum karena melakukan aneksasi (pencaplokan secara paksa) terhadap organisasi olahraga di beberapa wilayah Ukraina. Di saat bersamaan, Komite Olimpiade Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai,” tutup Pierre-Olivier Beckers.
(Ramdani Bur)